Penampilan Reproduksi Ternak Kelinci New Zealand White, Rex Dan Flemish Giant Di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang
Main Author: | Suharsono, Slamet |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/138146/1/cover.pdf http://repository.ub.ac.id/138146/2/Slamet_Suharsono.pdf http://repository.ub.ac.id/138146/ |
Daftar Isi:
- Penelitian dilakukan pada 15 (lima belas) peternakan rakyat di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, pada tanggal 20 April sampai 10 Juni 2016. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh breed terhadap penampilan reproduksi kelinci dan membandingkan penampilan reproduksi kelinci New Zealand White, Rex dan Flemish Giant di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelinci New Zealand White 108 ekor, Rex 100 ekor dan Flemish Giant 100 ekor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan pengamatan langsung kepeternak dengan pengumpulan data primer. Pengambilan data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan langsung dengan peternak menggunakan daftar pertanyaan yang tersedia pada lembar kuisioner. Penentuan lokasi dan sampel penelitian secara purposive sampling dengan kriteria kelinci peranakan New Zealand White, Rex dan Flemish Giant, induk berumur 1 sampai 3 tahun dan sistem pemeliharaan di kandangkan. Data yang diperoleh dari penelitian ditabulasi, selanjutnya di analisis ragam (ANOVA) dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jika diketahui hasil analisis ragam terdapat perbedaan yang berbeda maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur pertama kawin kelinci betina berturut-turut kelinci New Zealand White 7,54±0,15 bulan, Rex 7,20±0,17 bulan dan Flemish Giant 7,45±0,18 bulan. Service per conception kelinci New Zealand White 1,24±0,07 kali, Rex 1,30±0,05 kali dan Flemish Giant 1,36±0,07 kali perkawinan. Lama kebuntingan pada kelinci New Zealand White viii 30,16±0,21 hari, Rex 30,09±0,13 hari dan Flemish Giant 30,13±0,05 hari. Seekor kelinci betina dapat menghasilkan anak pada New Zealand White 6,77±0,20 ekor, Rex 6,40±0,15 ekor dan Flemish Giant 7,51±0,24 ekor per kelahiran. Umur sapih pada kelinci New Zealand White 32,89±2,93 hari, Rex 33,37±2,22 hari dan Flemish Giant 34,17±2,41 hari dan jarak kawin kelinci New Zealand White 57,59±9,69 hari, Rex 56,46±4,10 hari dan Flemish Giant 55,19±6,10 hari setelah perkawinan sebelumnya. Disimpulkan dari hasil penelitian bahwa breed kelinci berpengaruh terhadap umur pertama kawin dan litter size. Ada perbedaan penampilan reproduksi antar tiga breed kelinci pada variabel umur pertama kawin dan litter size sedangkan pada service per conception, lama kebuntingan, umur sapih dan jarak kawin tidak ada perbedaan antar tiga breed. Saran dalam penelitian ini perlu ada pendampingan dari dinas peternakan Kabupaten Malang kepada peternak kelinci di Kecamatan Karangploso terkait pentingnya recording dalam manajemen pemeliharaan kelinci, sebab kurangnya perhatian peternak terhadap recording. Penelitian lebih lanjut tentang penampilan reproduksi dan produksi ternak kelinci perlu menambahkan catatan harian atau recording untuk memudahkan manajemen pemeliharaan ternak kelinci.