Daftar Isi:
  • Usaha peternakan itik pedaging merupakan usaha yang mulai banyak diminati dan dikembangkan oleh para peternak unggas karena pemeliharaannya yang relatif lebih mudah dari pada ternak unggas lainnya. Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang mengembangkan usaha ternak itik, baik itik petelur maupun itik pedaging. Dinas Peternakan Jawa Timur mencatat populasi ternak itik di Kabupaten Banyuwangi tahun 2014 yakni sebanyak 300.318 ekor atau sekitar 6,1% dari total populasi ternak itik di Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan bulan Desember 2015 sampai Januari 2016 pada kelompok peternak itik “Tani Ternak” Kabupaten Banyuwangi. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis struktur modal, biaya produksi, penerimaan, keuntungan dan menganalisis finansial melalui perhitungan break even point (BEP), revenue cost ratio (R/C ratio), rentabilitas. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode multistage sampling. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (porposive), Metode pengambilan data digunakan data total sampling, yakni mengambil data dari seluruh anggota kelompok. Data yang telah diambil dilakukan metode penetapan penarikan sampel dengan stratified random sampling atau penarikan sampel dengan memisahkan populasi dalam bentuk skala. Metode pengumpulan data dengan cara survei untuk melakukan wawancara tanya jawab dan kuisioner. Data yang diambil adalah data primer dan skunder dalam 6 periode terakhir. Modal pada peternakan itik kelompok “Tani Ternak” menggunakan modal sendiri, total modal peternakan itik hibrida rata-rata setiap periode skala I Rp. 24.808,75,-/ekor. Skala II Rp. 23.050,40,-/ekor. Skala III Rp. 22.472,51,-/ekor. Pada peternakan itik lokal jantan skala I Rp. 19.783,76,-/ekor. Skala II Rp. 18.984,78,-/ekor. Skala III Rp. 18.166,03,-/ekor. Modal kerja atau biaya produksi pada peternakan itik hibrida rata-rata setiap periode skala I Rp. v 22.761,18,-/ekor. Skala II Rp. 21.170,03,-/ekor. Skala III Rp. 20.667,54,-/ekor. Pada peternakan itik lokal jantan skala I Rp. 17.512,33,-/ekor. Skala II Rp. 16.905,50,-/ekor. Skala III Rp. 16.164,88,-/ekor. Penerimaan peternakan itik hibrida rata-rata setiap periode skala I Rp. 26.693,81,-/ekor, skala II Rp. 26.432,69,-/ekor, skala III Rp. 26.356,57,-/ekor. Pada peternakan itik lokal jantan skala I Rp. 20.562,86,-/ekor, skala II Rp. 20.545,26,-/ekor, skala III Rp. 20.392,97,-/ekor. Keuntungan pada peternakan itik hibrida bersih (EAT) pada skala I Rp. 3.932,63,-/ekor, skala II Rp. 5.262,66,-/ekor, skala III Rp. 5.689,27,-/ekor. Pada peternakan itik lokal jantan skala I Rp. 3.050,53,-/ekor, skala II Rp. 3.639,76,-/ekor, skala III Rp. 4.228,09,-/ekor. Nilai BEP harga rata-rata setiap periode skala I Rp. 23.652,22,-/ekor, skala II Rp. 22.053,82,-/ekor, skala III Rp. 21.581,36,-/ekor. Pada peternakan itik lokal jantan skala I Rp. 18.249,60,-/ekor, skala II Rp. 17.631,90,-/ekor, skala III Rp. 17.005,08,-/ekor. BEP produk itik hibrida skala I 400 ekor, skala II 1.821 ekor, dan skala III 3.171 ekor. Pada itik lokal jantan skala I 301 ekor, skala II 486 ekor, dan skala III 929 ekor, semakin rendah jumlah atau nilai BEP maka usaha tersebut dapat dikatakan semakin efisien. Nilai R/C Ratio peternakan itik hibrida skala I 1,17, skala II 1,25, skala III 1,28. Pada peternakan itik lokal jantan skala I 1,17, skala II 1,22, skala III 1,26. Nilai R/C Ratio >1 artinya usaha tersebut layak untuk dikembangkan. Nilai rentabilitas peternakan itik hibrida skala I 15,96%, skala II 22,95%, skala III 25,44%, sedangkan pada peternakan itik lokal jantan skala I 15,47%, skala II 19,23%, skala III 23,38%. Hasil nilai rentabilitas pada semua skala termasuk dalam kategori rendah dan buruk. Kesimpulan dari hasil analisis kelayakan finansial usaha peternakan itik pedaging kelompok “Tani Ternak” adalah usaha ini layak untuk dikembangkan, usaha peternakan yang paling menguntungkan terdapat pada skala III periode ke 3 pada peternakan itik hibrida merupakan skala yang paling menguntungkan jika dilihat dari keuntungan sebesar Rp. 8.207,97,-/ekor, menggunakan total modal sebesar Rp. 22.520,38,-/ekor dengan struktur modal tetap sebesar 8,02% dan modal kerja sebesar 91,98%, biaya produksi sebesar Rp. 20.715,18,-/ekor, total penerimaan sebesar Rp. 28.923,15,-/ekor. Skala III periode ke 3 pada peternakan itik hibrida memiliki nilai BEP harga itik pedaging sebesar Rp. 21.796,84,-/ekor, nilai R/C Ratio paling efisien sebesar 1,40 dan nilai Rentabilitas tertinggi sebesar 36,45%.