Analisis Pemasaran Usaha Broiler Pola Kemitraan Pada Pt. “Jaguar Sejahtera” Di Kabupaten Malang
Daftar Isi:
- Usaha peternakan unggas di Indonesia semakin berkembang, hal ini tercermin dari posisinya sebagai usaha yang handal, karena memberikan sumbangan teerhadap peningkatan pendapatan, lapangan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dan penompang sektor industri. Salah satu faktor pendukung berhasilnya suatu usaha peternakan broiler tersebut adalah pemasaran yang dilaksanakan dengan baik. Perbedaan biaya pemasaran pada produsen maupun lembaga pemasaran menyebabkan perbedaan harga pada masing-masing tingkatan lembaga pemasaran dan menghasilkan harga akhir yang akan dibayar oleh konsumen. Dalam hal ini, PT Jaguar Sejahtera sebagai perusahaan kemitraan broiler, harus dapat menjaga kualitas dagingnya dengan selalu memperhatikan manajemen penanganan mulai dari pengadaan bibit hingga tersampainya produk kepada konsumen. Penelitian dilaksanakan di PT. Jaguar Sejahtera Malang mulai 20 April – 21 Mei 2016, penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling viii dengan pertimbangan lokasi memiliki potensi peternakan pedaging yang sangat baik di Kabupaten Malang yaitu di Kecamatan Bantur, Kecamatan Gedangan, dan Kecamatan Dampit. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui jenis lembaga pemasaran yang berperan dalam pemasaran ayam pedaging di kemitraan PT. Jaguar Sejahtera, kemudian untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran ayam pedagaing dilihat dari margin pemasaran, farmer’s share, share keuntungan dan share Biaya dari masing-masing pedagang yang terlibat. Penelitian dilakukan dengan metode survey penetuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling untuk peternak, untuk pedagang metode yang digunakan adalah Snowball sampling, sedangkan untuk konsumen menggunakan metode random sampling. Analisis data mengguakan analisis deskriptif yaitu margin pemasaran, farmer’s share, share keuntungan dan share Biaya dari masing-masing pedagang yang terlibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dari setiap Kecamatan. Kecamatan Bantur terdapat 3 pola, Kecamatan Dampit terdapat 5 pola dan Kecamatan Gedangan terdapat 4 pola. Pola pemasaran, Pola I, Pola II, Pola III, Pola IV dan Pola V yang memiliki konsumen berbeda-beda dalam pemasarannya, untuk saluran pemasaran di tiga Kecamatan yaitu sebagai berikut: ix 1. Peternak Kemitraan Perusahaan Inti Pedagang Besar Pedagang Menengah Pedagang Kecil Konsumen. 2. Peternak kemitraa Perusahaan Inti Pedagang Besar Pedagang Menengah Konsumen. 3. Peternak kemitraa Perusahaan Inti Pedagang Besar Pedagang Kecil Konsumen. 4. Peternak kemitraa Perusahaan Inti Pedagang Besar Konsume. 5. Peternak Kemitraan Perusahaan Inti Pedagang Menengah Pedagang Kecil Konsumen. Hasil analisis Kecamatan Bantur saluran pola ke II dilihat dari Share Harga peternak plasma, margin pemasaran, mark up price, share keuntungan, share biaya dan nilai efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran pola ke II merupakan saluran paling efisien di Kecamatan Bantur dengan margin pemasaran yang terbentuk Rp. 1.100, share harga peternak plasma 92,82%, share keuntungan peternak plasma 91,90%, Share biaya peternak plasma 0,17% dan nilai efisiensi pemasaran peternak plasma adalah 0,89. share harga pedagang besar 96,69%, mark up price pedagang besar 2,76%, share keuntungan pedagang besar 4,95%, share biaya pedagang besar 74,44%, dan nilai efisiensi pemasaran pedagang besar adalah 0,99. Mark up price pedagang menengah 3,31%, share keuntungan pedagang menengah 3,15%, share biaya pedagang menengah 25,39%, dan nilai efisiensi pemasaran pedagang menengah adalah 0,98. x Hasil analisis Kecamatan Dampit saluran pola ke III dilihat dari Share Harga peternak plasma, margin pemasaran, mark up price, share keuntungan, share biaya dan nilai efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran pola ke III merupakan saluran paling efisien di Kecamatan Dampit dengan margin pemasaran yang terbentuk Rp. 1.400, share harga peternak plasma 91,30%, share keuntungan peternak plasma 89,99%, Share biaya peternak plasma 0,18% dan nilai efisiensi pemasaran peternak plasma adalah 0,91. share harga pedagang besar 95,11%, mark up price pedagang besar 2,72% share keuntungan pedagang besar 7,94%, share biaya pedagang besar 88,84%, dan nilai efisiensi pemasaran pedagang besar adalah 0,99. Mark up price pedagang kecil 4,89% share keuntungan pedagang kecil 2,07%, share biaya pedagang kecil 10,98%, dan nilai efisiensi pemasaran pedagang besar adalah 0,97. Hasil analisis Kecamatan Gedangan saluran pola ke IV dilihat dari Share Harga peternak plasma, margin pemasaran, mark up price, share keuntungan, share biaya dan nilai efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran pola ke IV merupakan saluran paling efisien di Kecamatan Gedangan dengan margin pemasaran yang terbentuk Rp. 1.600, share harga peternak plasma 90,32%, share keuntungan peternak plasma 95,29%, Share biaya peternak plasma 0,59% dan nilai efisiensi pemasaran peternak plasma adalah 0,90. share harga pedagang menengah 94,62%, mark up price pedagang menengah xi 3,23%, share keuntungan pedagang menengah 2,66%, share biaya pedagang menengah 70,27%, dan nilai efisiensi pemasaran pedagang besar adalah 0,98. Mark up price pedagang kecil 5,38%, share keuntungan pedagang kecil 2,05%, share biaya pedagang kecil 29,14%, dan nilai efisiensi pemasaran pedagang besar adalah 0,96. Kesimpulan Saluran pemasaran pola IV menunjukan saluran pemasaran yang paling efisien di Kecamatan Gedangan dan paling efisien dari 3 Kecamatan lainnya berdasarkan nilai efisiensi pemasaran untuk peternak plasma sebesar 0,89, sedangkan untuk pedagang menengah 0.98 dan pedagang kecil 0,96, share harga ditingkat peternak dan pedagang menengah merata dengan proporsi yaitu sebesar 90,32% dan 94,62%, mark up price juga merata dengan proporsi pedagang menengah 3,23% dan pedagang kecil 5,38%, share keuntungan lebih merata dengan proporsi ,95,29%, 2,66% dan 2,05%, share biaya lebih merata dengan propori 0,59%, 70,27% dan 29,14%. Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian yaitu perlunya standarisasi harga ayam pedaging agar memperoleh harga yang relative stabil dan perlu adanaya inormasi pasar yang tepat agar harga ditingkat konsumen tidak terlalu tinggi.