Pemanfaatan Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L.) Dalam Pakan Terhadap Penampilan Reproduksi Hasil Persilangan Pejantan Ayam Lokal Dan Betina Isa-Brown
Main Author: | Ramadlani, Fitria |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/138049/ |
Daftar Isi:
- Ayam hasil persilangan adalah hasil persilangan pejantan ayam lokal dengan betina ISA-Brown yang pada umur 8 minggu pertumbuhannya hampir sama dengan umur 5-6 bulan ayam kampung pada umumnya. Vitamin E merupakan feed additive yang berperan penting dalam proses fertilisasi. Kecambah kacang hijau mengandung vitamin E (α-tokoferol), fitosterol, vitamin A, energi metabolis sebesar 2629 kkal, BK 26,24%, PK 25,78%, SK 8,03%, LK 0,91 %. Vitamin E yang terkandung dalam kecambah kacang hijau berperan sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas dan melindungi sel telur. Penambahan vitamin E dalam pakan dapat menghambat kerusakan spermatozoa pada ternak jantan, menjaga zigot pada ternak betina dan menghambat kerusakan embrio pada telur tetas, sehingga diharapkan dapat meningkatkan fertilitas telur yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan september hingga oktober 2015 di peternakan Langgeng Jaya Farm, Desa Sukorejo, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung. Analisa bahan pakan dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Teranak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui level pemberian kecambah kacang hijau yang paling efektif dalam meningkatkan fertilitas, daya tetas viii dan bobot tetas telur hasil persilangan pejantan ayam lokal dan betina ISA-Brown. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 125 ekor betina ISA-Brown umur 57 minggu dan 2 ekor pejantan ayam lokal umur 72 minggu. Metode yang digunakan adalah metode lapang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan, terdiri dari 125 kandang battery masing-masing diisi 1 ekor ayam. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: P0 (penambahan 0,25% vitamin E) sebagai perlakuan kontrol, P1 (0,25% kecambah kacang hijau), P2 (0,5% kecambah kacang hijau), P3 (0,75% kecambah kacang hijau), P4 (1% kecambah kacang hijau). Variabel yang diamati adalah persentase fertilitas, daya tetas dan bobot tetas ayam hasil persilangan. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap daya tetas, tetapi tidak memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap fertilitas dan bobot tetas. Rata-rata persentase daya tetas selama penelitian pada perlakuan P3 (89,92±5,75), P2 (85,48±2,09), P4 (83,62±2,35), P1 (81,83±4,65) dan P0 (78,10±6,11). Rata-rata fertilitas selama penelitian pada perlakuan P3 (84,17±5,16), P2 (83,83±6,83), P4 (80,20±5,99), P1 (78,06±5,41) dan P0 (77,62±6,69). Rata-rata bobot tetas selama penelitian adalah P3 (41,14±0,78), P4 (40,46±1,34), P2 (40,36±1,78), P0 (40,34±1,31) dan P1 (40,10±1,19). Hasil perlakuan terbaik menunujukkan bahwa penambahan kecambah kacang hijau sebanyak 0,75% (P3) dapat memningkatkan daya tetas, fertilitas dan bobot tetas ayam hasil persilangan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan kecambah kacang hijau (Phaseolus Radiatus L.) pada level 0,75% dapat meningkatkan daya tetas sekitar 84,17-95,67% atau meningkat 15,13%. Saran untuk penelitian selanjutnya batasan penggunaan kecambah kacang hijau sebagai feed additive pakan adalah 0,75%.