Daya Hambat Ekstrak Kulit Apel Manalagi (Malus Sylvestris Mill) Menggunakan Pelarut Metanol Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli Penyebab Mastitis
Main Author: | Saifurrizal, RifkyNafis |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/138029/1/NAFIS_A5.pdf http://repository.ub.ac.id/138029/ |
Daftar Isi:
- Kulit Apel mengandung beberapa zat yang dapat digunakan sebagai antibakteri. kandungan yang berperan yaitu flavanoid, saponin, dan tanin. Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 25 April - 25 Mei 2016 di Laboratorium Perah untuk pembuatan simplisia, Laboratorium Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang untuk pembuatan ekstrak kulit apel manalagi dengan pelarut metanol dan Laboratorium Bakteriologi Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dilakukan penanaman, pembiakan, pengujian daya hambat bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit apel dengan pelarut metanol terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Esherichia coli penyebab mastitis pada sapi perah. Hasil penelitian ini diharapkan ekstrak kulit apel dapat digunakan sebagai zat antibakteri alami pengganti zat antibakteri kimia. Materi penelitian adalah bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang diperoleh dari stok biakan Laboratorium Bakteriologi Hama dan Penyakit Tanaman viii (HPT) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya serta ekstrak kulit apel manalagi dan larutan iodips. Metode penelitian adalah percobaan di laboratorium menggunakan metode sumuran dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah larutan Iodips (P0) sebagai kontrol dan ekstrak kulit apel manalagi dengan konsentrasi P1 (10%), P2 (30%), P3 (50%). Variabel yang diukur adalah zona hambat pertumbuhan bakteri, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak kulit apel manalagi dengan pelarut metanol memiliki kemampuan yang berbeda sangat nyata (P<0,01) dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Konsentrasi P3 (50%) sudah mampu menghambat bakteri Staphylococcus aureus sebesar 31,117 mm. Konsentrasi P2 (30%) sebesar 18,883 mm kemampuannya masih setara dengan iodips dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Hasil pada perlakuan P1 (10%) sebesar 6,942 mm belum bisa menyamai kemampuan iodips dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini berbeda dengan bakteri Escherichia coli pada konsentrasi P1 (10%) 5,775 mm dan P2 (30%) 18,275 mm belum dapat mengimbangi kekuatan daya hambat pertumbuhan bakteri jika dibandingkan dengan perlakuan P0 menggunakan iodip, sedangkan untuk konsentrasi P3 (50%) 28,175 mm telah mampu melebihi kekuatan daya hambat yang dihasilkan oleh P0 (iodip) 20,147 mm. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ekstrak kulit apel manalagi menggunakan pelarut metanol dengan konsentrasi P3 (50%) memiliki kemampuan lebih tinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan ix Escherichia coli dari perlakuan kontrol P0 yaitu iodips. Disarankan untuk penelitian ini uji tentang kandungan zat kimia yang terdapat dalam ekstrak kulit apel menggunakan pelarut metanol sehingga mendapatkan daya hambat yang lebih efektif untuk menggantikan larutan iodips.