Analisis Finansial Perusahaan Peternakan Sapi Perah Di Cv. Milkindo Berka Abadi Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang

Main Author: Ilham, SyauqiMachrus
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/138005/
Daftar Isi:
  • Usaha peternakan sapi perah adalah salah satu usaha dalam subsector peternakan di Indonesia yang mengalami kamajuan pesat. Sapi perah merupakann salah satu ternak yang produksi utamanya adalah susu. Pengembangan usaha sapi perah merupakan salah satu alternative dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat serta pengurangan tingkat ketergantungan nasional terhadap impor susu. Permintaan terhadap komoditi peternakan sebagai sumber protein hewani diperkirakan akan semakin meningkat akibat peningkatan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran akan gizi masyarakat. Kandungan yang terdapat pada susu adalah 87,20% berupa air, sedangkan sisanya adalah bahan kering sebesar 12,80% yang terdiri dari protein 3,5%, lemak 3,7%, laktosa 4,9% dan mineral 0,7%. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2015 hingga 21 Januari 2016 di perusahaan peternakan sapi perah CV. Milkindo Berka Abadi Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya produksi, penerimaan dan pendapatan pada perusahaan peternakan sapi perah, serta menganalisis nilai Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) dan nilai Break Even Point (BEP) perusahaan sapi perah di CV. Milkindo Berka Abadi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi kasus yaitu menilai pendapatan dan pengeluaran perusahaan sapi perah dilokasi penelitian. Sampel yang digunakan adalah 3 tahun dengan perbedaan jumlah ternak yang dipelihara, yaitu tahun 2013 hingga 2015. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data dianalisa secara kuantitatif untuk mengetahui komposisi biayaproduksi, penerimaan, pendapatan R/C Ratio dan BEP perusahaan peternakan sapi perah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya produksi perusahaan sapi perah pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.067.377/ST/bulan, tahun 2014 sebesar Rp. 1.298.712/ST/bulan dan tahun 2015 sebesar Rp. 1.476.735/ST/bulan. Total penerimaan perusahaan yang paling utama adalah dari penjualan susu. Total penerimaan pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.599.502/ST/bulan, tahun 2014 sebesar Rp. 2.076.927/ST/bulan dan tahun 2015 sebesar Rp. 2.039.974/ST/bulan. Total pendapatan yang diperoleh pada tahun 2013, 2014 dan tahun 2015 secara berurutan adalah Rp. 478.912/ST/bulan; Rp. 700.393/ST/bulan; dan Rp. 506.915/ST/bulan. Nilai R/C ratio perusahaan sapi perah pada tahun 2013 adalah 1,52, tahun 2014 adalah 1,60 dan tahun 2015 adalah 1,38. BEP harga susu pada tahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015 secara berurutan adalah Rp. 3.646,76; Rp. iv 4.146,58; dan Rp. 4.580,79, artinya peternak tidak mengalami kerugian dengan penjualan susu dengan harga Rp. 3.646,76; Rp. 4.146,58; dan Rp. 4.580,79. Nilai BEP produk (liter) pada tahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015 secara berurutan adalah 45.286 liter/bulan; 49.709 liter/bulan dan 51.441 liter/bulan, artinya perusahaan harus mendapat produksi susu sebanyak 45.286 liter/bulan; 49.709 liter/bulan dan 51.441 liter/bulan agar memcapai BEP. Hasil dari penelitian dan dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah sapi produktif yang dimiliki peternak semakin besar pendapatan yang diperoleh. Nilai R/C ratio yang diperoleh pada masing-masing tahun menunjukkan bahwa usaha peternakan sapi perah yang dijalankan bersifat menguntungkan meskipun dalam kategori sedang dan cukup. Semakin besar nilai R/C ratio pada suatu usaha maka usaha tersebut semakin baik.