Performan Reproduksi Sapi Peranakan Ongole Dan Sapi Peranakan Limousin Pada Dua Paritas Berbeda Di Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi

Main Author: Pramudystia, Findia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137981/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2016. Penentuan lokasi dan sampel penelitian secara purposive sampling, yaitu pemilihan subyek berdasarkan ternak sapi Peranakan Ongole dan Sapi Peranakan Limousin yang di IB dan sudah diketahui sebelumnya serta mengacu pada pengambilan sampel secara sengaja untuk mengetahui perbedaan reproduksi antara sapi Peranakan Ongole dan Sapi Peranakan Limousin dengan kriteria sudah beranak lebih dari satu kali. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data rekording reproduksi induk sapi Peranakan Ongole dan sapi Peranakan Limousin berjumlah 120 ekor yang terdiri dari dua paritas berbeda yaitu paritas 2 dan paritas 3. Masingmasing paritas di bangsa sapi yang berbeda terdiri dari 30 ekor dan tidak mengalami gangguan reproduksi (sehat). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi dan berpartisipasi aktif di vii lapang serta wawancara langsung dengan peternak pada saat dilakukan IB. Data sekunder diperoleh dari catatan rekording reproduksi petugas Inseminator dan data Dinas Peternakan Kabupaten Ngawi. Data yang diambil masing-masing terdiri dari 2 paritas yaitu paritas 2 dan paritas 3. Data yang diperoleh ditabulasi dengan menggunakan program Microsoft Excel, sedangkan data diolah dengan analisis varian (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap Pola Tersarang dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangsa sapi memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai DO dan CI, sedangkan bangsa sapi terhadap nilai CR dan S/C memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05). Rata-rata nilai DO dan CI bangsa sapi peranakan Ongole pada paritas 2 dan 3 menunjukkan 130,8±18,85 hari dan 412,95±18,65 hari lebih pendek dari pada nilai DO dan CI bangsa sapi peranakan Limousin paritas 2 dan 3 dengan nilai 144,85±23,09 hari dan 426,73±28,96 hari. Paritas 2 dan 3 memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap performan reproduksi sapi peranakan Ongole dan sapi peranakan Limousin (P>0,05). Rata-rata nilai DO sapi peranakan ongole dan sapi peranakan Limousin paritas 2 sebesar 125,6±16,9 hari;144,5±23,5 hari dan paritas 3 sebesar 136,03±19,5 hari;145,2±23,1 hari. Rata-rata nilai CI sapi peranakan ongole dan sapi peranakan Limousin paritas 2 sebesar 407,5±17,4 hari;425,3±27,9 hari dan paritas 3 sebesar 418,4±18,5 hari;428,2±30,4 hari, baik pada paritas 2 dan 3 sapi peranakan Limousin memiliki nilai DO dan CI lebih panjang. Nilai S/C dari bangsa sapi Peranakan Ongole dan sapi Peranakan Limousin masing-masing sebesar 1,23±0,5 kali dan 1,4±0,56 kali, nilai rataan S/C pada paritas 2 dan 3 masingmasing sebesar 1,33±0,57 kali dan 1,3±0,51 kali. Nilai CR viii bangsa sapi Peranakan Ongole dan Peranakan Limousin masing-masing sebesar 78,34% dan 63,34%, nilai rataan CR pada paritas 2 dan 3 masing-masing sebesar 70% dan 71,67%. Hasil penelitian disimpulkan bahwa performan reproduksi bangsa sapi peranakan Ongole paritas 2 dan 3 lebih baik bila dibandingkan dengan sapi peranakan Limousin paritas 2 dan 3. Sapi Peranakan Ongole dan sapi Peranakan Limousin pada paritas 2 memiliki performan reproduksi yang lebih baik bila dibandingkan dengan sapi peranakan Ongole dan sapi peranakan Limousin paritas 3. Berdasarkan hasil penelitian, untuk meningkatkan nilai performan reproduksi sapi peranakan Limousin dan peranakan Ongole disarankan peternak melakukan pemeriksaan birahi lebih intensif dan umur penyapihan pedet diperpendek. Selain itu, perlunya perbaikan data recording reproduksi ternak oleh inseminator yang bertugas agar diperolah hasil yang baik dan dapat terkontrol dengan baik.