Pengaruh Lama Paparan Laserpunktur Dan Penyuntikan Hormon Pgf2α Terhadap Konsentrasi Hormon Estrogen Dan Progesteron Pada Kambing Peranakan Etawah (Pe) Dan Persilangannya

Main Author: Hisanun, NurChairatun
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137940/
Daftar Isi:
  • Sinkronisasi estrus dilakukan dengan berbagai macam cara salah satunya dengan penyuntikan hormon PGF2α, namun kini penggunaan teknologi laserpunktur banyak dilakukan selain dengan penyuntikan hormon PGF2α. Teknologi penggunaan laserpunktur merupakan teknik dengan melakukan pemaparan laser pada titik akupunktur dengan lama waktu beberapa detik saja pada setiap titiknya. Penggunaan laserpunktur bermanfaat untuk mengoptimalkan fungsi organ reproduksi betina seperti ovarium sehingga dapat digunakan untuk sinkronisasi estrus. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 hingga 24 Maret 2016 di Desa Tawangrejeni, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Pemisahan serum darah dan plasma dilakukan di Laboratorium Biomolekuler, FMIPA Universitas Brawijaya Malang dan pengujian konsentrasi hormon estrogen dan progesteron dilakukan di Laboratorium viii Fisiologi dan Pathologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas estrus kambing PE dan persilangannya setelah dilakukan pemaparan laserpunktur selama 10 dan 15 detik serta penyuntikan hormon PGF2α, serta untuk membandingkan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron saat estrus pada kambing PE dan persilangannya dengan perlakuan yang berbeda. Materi penelitian adalah 15 ekor kambing betina Peranakan Etawah (PE) dan 5 ekor kambing betina Sapera berumur 1 hingga 4 tahun dengan BCS, paritas dan post partum yang berbeda dalam keadaan belum estrus. Metode yang digunakan studi kasus menggunakan pemaparan teknologi laserpunktur pada 17 titik akupunktur reproduksi dengan waktu pemaparan 10 dan 15 detik pada tiap titik akupunktur dan penyuntikan hormon PGF2α. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah persentase estrus, onset estrus, lama estrus dan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan perhitungan rata-rata beserta standart deviasi. Hasil penelitian adalah 3 kelompok kambing dengan perlakuan yang berbeda yaitu kelompok 1= pemaparan laserpunktur 10 detik; kelompok 2= pemaparan laserpunktur 15 detik; kelompok 3= penyuntikan hormon PGF2α. Persentase estrus untuk P1=60%; P2=40% dan P3=80%. Onset estrus P1=60,66 jam, P2=85,5 jam dan P3=90,37 jam. Lama estrus masing-masing perlakuan adalah P1=38 jam, P2=29 jam dan P3=38,75 jam. Kadar konsentrasi hormon estrogen ix dan progesteron diperoleh dari satu sampel darah pada masing-masing perlakuan. Pada P1 menggunakan sampel darah dari kambing PE dengan kode BL, P2 dengan sampel darah kambing PE dengan kode C9 dan P3 menggunakan sampel darah dari kambing PE dengan kode A10. Masing-masing kambing PE yang sampel darahnya digunakan dalam uji konsentrasi hormon memiliki kemampuan biologis dan performa yang berbeda-beda. Diketahui bahwa P1 dan P3 memiliki performa lebih baik dibandingkan dengan P2 ditinjau dari munculnya estrus pertama kali dan lama estrus setelah dilakukannya perlakuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah performa dan keadaan biologis kambing mempengaruhi kualitas estrus serta konsentrasi hormon estrogen dan progesteron sehingga dapat dilakukannya pengawinan tidak hanya setelah munculnya tanda-tanda estrus yang pertama karena lama estrus yang cukup panjang.