Hubungan Bobot Badan Dengan Bcs (Body Condition Score) Dan Statistik Vital Sapi Sonok Di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan
Main Author: | Pertiwi, InnekeRestu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/137934/ |
Daftar Isi:
- Sapi Madura sebagai plasma nutfah sapi potong indigenous merupakan salah satu kebanggaan secara nasional yang perlu dipertahankan keberadaannya. Sapi betina dipelihara secara baik yang disiapkan untuk dilombakan sebagai sapi pajangan yang dikenal sebagai Sapi Sonok, sedangkan sapi jantan digunakan untuk pacuan sebagai Sapi Karapan. Statistik vital merupakan ukuran-ukuran tubuh yang bermanfaat untuk mengetahui karakteristik seekor ternak, salah satunya dapat digunakan untuk mengestimasi bobot badan ternak. Penelitian dilakukan di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan pada tanggal 6 April - 6 Mei 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bobot badan dengan BCS (Body Condition Score) dan statistik vital sapi Sonok di Kabupaten Pamekasan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Sonok umur <1 tahun sebanyak 26 ekor dan viii sapi Madura betina umur >1 tahun (1,5-2 tahun) sebanyak 32 ekor. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survei dan pengukuran secara langsung di lapang. Teknik pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling. Variabel yang diamati dalam penelitian adalah umur, BCS, statistik vital meliputi lingkar dada, tinggi gumba, panjang badan, tinggi badan dan tinggi pinggul. Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisa menggunakan analisis korelasi dan regresi linier sederhana. Hasil analisis hubungan bobot badan dengan BCS dan statistik vital pada PI0 (<1 tahun) menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara bobot badan dengan statistik vital memiliki hubungan yang sangat nyata (P<0,01) namun BCS dengan bobot badan memiliki hubungan yang nyata (P<0,05). Hasil analisis hubungan bobot badan dengan Lingkar dada memiliki nilai koefisien korelasi yang paling baik yaitu 0,86 dan koefisien determinasi 75% sedangkan tinggi pinggul, tinggi badan, panjang badan, tinggi gumba dan BCS memiliki nilai koefisien determinasi yang rendah. Pengaruh statistik vital (TG, PB, TB, TP, LD) dan BCS terhadap bobot badan sapi digambarkan dengan nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 45,2%, 44,6%, 44,6%, 37,3%, 75%. Pada PI2 (1,5-2 tahun) hasil analisis regresi linier statistik vital terhadap bobot badan memiliki hubungan yang sangat signifikan (P<0,01) dan BCS terhadap bobot badan sapi Sonok memiliki hubungan yang tidak signifikan (P>0,05). Hasil analisis koefisien korelasi antara BCS dan statistik vital dengan bobot badan yang paling baik pada PI2 (1,5-2 tahun) adalah lingkar dada yaitu 0,78 dan koefisien ix determinasi 61,1%, namun pada variabel BCS dengan bobot badan menunjukan hasil analisis koefisien korelasi yang rendah sebesar 0,24 dengan nilai determinasi 5,9% Disimpulkan bahwa pada sapi Sonok umur <1 tahun (PI0) statistik vital dan BCS (Body Condition Score) mempunyai hubungan dengan bobot badan, dimana lingkar dada mempunyai hubungan paling kuat dengan bobot badan. Pada sapi Sonok umur 1,5-2 tahun (PI2) staatistik vital berhubungan dengan bobot badan sedangkan BCS tidak mempunyai hubungan, pada kelompok umur ini lingkar dada juga mempunyai hubungan paling erat dengan bobot badan.