Analisis Pendapatan Usaha Ternak Itik Petelur Pola Kemitraan ( Studi Kasus Di Ud. Mitra Ternak Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo)

Main Author: Setiawan, Risza
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137926/
Daftar Isi:
  • Kabupaten Ponorogo merupakan sentra produksi telur itik di Jawa Timur. Bila memperhatikan tentang penambahan income (pendapatan) dan perbaikan gizi masyarakat dari telur itik, maka peternakan itik mempunyai potensi yang cukup berarti dalam perekonomian rakyat, khususnya di daerah pedesaan. Berdasarkan survey di lapangan, peternakan itik di Kabupaten Ponorogo menjalankan bisnis usahanya melalui pola usaha kemitraan, khususnya di UD. Mitra Ternak yang terletak di dukuh Tunjungan Wetan, Desa Patik Kecamatan Pulung yang anggotanya berjumlah 101 peternak. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 September 2015 - 8 Oktober 2015 di UD.Mitra Ternak bertempat di Desa Patik, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo yang telah menjalin pola kerjasama kemitraan kepada peternak itik petelur, kerjasama kemitraan tersebut diantaranya mulai dari penyiapan bibit itik siap telur, pakan ternak selama masa pra produksi, masa produksi sampai pada pemasaran hasil produksi telur dan pemasaran itik setelah masa habis produksi atau masa afkir. Tujuan dari Penelitian ini adalah: (1) Mengetahui struktur modal,biaya produksi, dan penerimaan dari usaha peternakan itik petelur di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. (2) Mengetahui keuntungan dan kelayakan usaha vi pada usaha peternakan itik petelur di UD.Mitra Ternak Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dengan Revenue Cost ratio (R/C ratio) Metode Penelitian yang digunakan pada pelaksanaan penelitian adalah studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan metode survey yaitu dengan cara mendatangi langsung lokasi, melakukan pengamatan, dan wawancara dengan peternak. pengambilan sampel mengunakan Multistage sampling method, 31 peternak itik petelur dibagi menjadi 3 strata kepemilikan ternak , strata I ternak itik < 500 ekor ( 415 ekor, n= 10), strata II ternak itik 501-1000 ekor ( 790 ekor, n= 10) , strata III ternak itik 1001-2000 ekor ( 1336 ekor, n = 11) besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 31 orang peternak. Analisa deskriptif dengan perhitungan persamaan ekonomi yaitu Profit dan Revenue Cost Ratio ( R/C Ratio) Hasil penelitian menunjukan bahwa peternak itik petelur pada strata III dengan kepemilikan 1336 ekor adalah yang paling efisien dan menguntungkan dengan rincian yaitu modal yang digunakan pada strata III adalah yang paling rendah yaitu Rp 97.429,-/ekor, biaya produksi yang dikeluarkan terendah yaitu Rp 770,-/ekor/hari dan Rp 1.108,-/butir, penerimaan yang diterima tertinggi yaitu Rp 1.415,-/ekor/hari dan Rp 2.017,-/butir. Keuntungan dari strata kepemilkan ternak Rp/farm/bulan menunjukkan bahwa strata III mendapatkan keuntungan yang paling besar yakni sebesar Rp 25.856.575,-/farm/bulan dan Rp 645,-ekor/hari. Hasil perhitungan Nilai R/C Ratio berdasarkan strata kepemilikan ternak dari Strata I,II,dan III mendapatkan Nilai R/C Ratio lebih > 1, yakni pada strata I sebesar 1,76 untuk strata II sebesar 1,78 dan pada strata III sebesar 1,83. hal ini berarti usaha yang dijalankan pada peternak responden berdasarkan strata kepemilikan tersebut bersifat menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.