Penambahan Dekomposer Hewani Pada Media Lumpur Organik Unit Gas Bio (Lougb) Dan Jerami Padi Terhadap Populasi Dan Bobot Cacing Tanah Lumbricus Rubellus

Main Author: Prayoga, MuhammadWidyas
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137914/
Daftar Isi:
  • Lumpur organik unit gas bio merupakan hasil dari unit gas bio dan belum banyak dimanfaatkan dengan baik serta tidak jarang dibuang ke lingkungan sekitar. Hal ini cukup disayangkan, mengingat LOUGB mengandung nilai nutrisi sehingga dapat di proses sebagai media cacing tanah. Jerami padi merupakan limbah hasil panen dengan ketersediannya yang melimpah dan perlu pemanfaatan. Selama ini jerami padi digunakan sebagai bahan pakan ternak alternatif pada musim kemarau, tetapi penggunaannya tidak dalam jumlah banyak. Tinggginya rasio C/N disebabkan karena banyaknya kandungan selulosa dan lignin yang menyebabkan bahan pakan ini sulit dicerna oleh ternak. Cacing tanah Lumbricus rubellus dikenal memiliki kemampuan mendekomposisi bahan organik, tetapi dalam hal ini LOUGB dan jerami padi sebagai bahan media tidak dapat langsung digunakan maka cacing akan kesulitan memanfaatkan bahan tersebut sebagai substrat karena tingginya kandungan C/N pada jerami padi. Penambahan bahan pengurai atau dekomposer hewani yang merupakan bahan organik mengandung mikroba pada LOUGB dan jerami padi, diduga dapat menghasilkan media pertumbuhan yang dapat meningkatkan bobot dan jumlah cacing tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan taraf dekomposer hewani terbaik pada media LOUGB dan jerami padi terhadap pertambahan bobot dan jumlah cacing tanah. Materi pada penelitian ini adalah LOUGB, jerami padi, dekomposer hewani (cairan rumen 2 liter, tetes 2 liter, bekatul, terasi 100 gram, ragi tape 12 butir, air 16 liter) dan cacing tanah Lumbricus rubellus. Jerami padi dan LOUGB diperam selama tiga minggu sebelum digunakan sebagai media cacing dengan penambahan dekomposer. Dekomposer sebelumnya diperam selama 15 hari sebelum ditambahkan. Media dapat digunakan untuk pemeliharaan cacing selama empat minggu setelah tiga minggu pemeraman. Pada penelitian ini dekomposer yang ditambahkan pada media sebagai perlakuan yaitu P0 0%, P1 3%, P2 6%, P3 9%, P4 12% . Jumlah cacing setiap media pada awal pemeliharaan adalah 60 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan dekomposer hewani pada media LOUGB dan jerami padi pada perlakuan P1, P2, P3, P4 memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap populasi cacing tanah. Rataan dari setiap perlakuan secara berurutan adalah 148 ± 4,32 , 154 ± 3,87 , 126 ± 6,58 , 178 ± 6,16 ekor. Perlakuan terbaik untuk pertambahan populasi cacing pada P4 dengan hasil rataan tertinggi. Pengaruh perlakuan juga memiliki hasil yang sama ditunjukkan pada pertambahan bobot cacing tanah dengan pengaruh sangat nyata (P<0,01). Rataan dari setiap perlakuan secara berurutan adalah 13,03 ± 0,38 , 26,53 ± 0,67 , 13,33 ± 0,70 , 23,40 ± 0,81 g. Perlakuan terbaik untuk pertambahan bobot cacing pada P2 dengan hasil rataan tertinggi. Penambahan dekomposer hewani pada media LOUGB dan jerami padi didapatkan hasil peningkatan populasi dan bobot cacing tanah Lumbricus rubellus. Pengendalian hama saat pemeliharaan cacing perlu antisipasi dan menjadi perhatian, karena dapat mengganggu pertumbuhan cacing pada media yang terserang hama. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap peningkatan penambahan presentase dekomposer hewani agar diketahui pertumbuhan cacing yang optimal pada penambahan tingkat presentase tertentu.