Pengaruh Penggunaan Larutan Pocaryvit Dan Gula Dengan Frekuensi Pemberian Berbeda Terhadap Persentase Karkas Dan Giblet Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)

Main Author: Alfriyanto, Selly
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137883/
Daftar Isi:
  • Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan hidup masyarakat di Indonesia, maka meningkat pula kesadaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan terhadap konsumsi protein, sehingga permintaan masyarakat akan pangan sumber protein hewani semakin meningkat. Salah satu pangan sumber protein hewani dapat diperoleh dari daging dan telur dari burung puyuh. Ternak puyuh memiliki kecenderungan mudah mengalami stres akibatnya akan mempengaruhi dari produktivitasnya. Atas dasar uraian tersebut maka dilakukanlah penelitian ini agar dapat mengembalikan performa dari ternak puyuh agar dicapai produktivitas yang tinggi. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal 24 Desember 2015 hingga 24 Januari 2016 di peternakan burung puyuh milik Bapak Iskandar, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan larutan dan frekuensi pemberian yang berbeda serta interaksinya terhadap persentase karkas dan persentase giblet burung puyuh. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi para peneliti atau viii kalangan akademis dan masyarakat khususnya peternak puyuh tentang pengaruh penggunaan larutan Pocaryvit dan gula dengan frekuensi pemberian yang berbeda terhadap persentase karkas dan persentase giblet burung puyuh. Materi yang digunakan adalah burung puyuh jenis (Coturnix coturnix japonica) berumur 45 hari sebanyak 240 ekor yang berasal dari kota Pare Kediri dan dipelihara selama satu bulan atau sampai burung puyuh berumur sekitar 10 minggu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial (2x3) dengan 4 ulangan, dan di analisis dengan menggunakan ANOVA. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini yaitu larutan Pocaryvit dan gula dengan frekuensi pemberian satu kali, dua kali dan tiga kali sehari. Variabel penelitian yang diamati meliputi persentase karkas dan persentase giblet. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan jenis larutan yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase karkas dan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) pada persentase giblet (jantung, hati, limpa dan gizzard). Pemberian frekuensi yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap persentase karkas dan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) pada persentase giblet. Rataan persentase karkas burung puyuh dengan perlakuan penggunaan larutan Pocaryvit (56,93±2,27b) lebih tinggi dibandingkan dengan rataan persentase karkas burung puyuh dengan perlakuan penggunaan larutan gula (53,95±2,13a). Hal ini disebabkan karena larutan Pocaryvit yang kandungan utamanya adalah vitamin C akan mengurangi tingkat stress pada ternak kemudian akan meningkatkan konsumsi pakan yang diakumulasikan pada peningkatan pertambahan bobot badan dan proporsi karkas. Frekuensi pemberian larutan 2 kali sehari memiliki tingkat persentase karkas yang paling tinggi dibandingkan dengan frekuensi pemberian larutan 1 dan 3 kali ix sehari yaitu (56,54±2,76b). Frekuensi pemberian 2 kali sehari lebih efektif dibanding frekuensi pemberian 3 kali sehari dikarenakan dalam frekuensi pemberian 3 kali memang baik dalam kebersihan tempat larutan tetapi dengan banyaknya frekuensi pemberian maka kontak langsung antara peternak dan ternak menimbulkan tingkat stres pada burung puyuh meningkat. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perlakuan terbaik yaitu pemberian larutan Pocaryvit dengan frekuensi pemberian 2 kali dalam satu hari. Saran perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang penggunaan larutan yang berbeda selain menggunakan larutan Pocaryvit dan larutan air gula terhadap persentase karkas dan persentase giblet burung puyuh.