Pengaruh Penggunaan Pocaryvit Dan Gula Terhadap Karakteristik Eksternal Dan Internal Telur Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)
Main Author: | Prasetya, RifanDwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/137879/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan mulai tanggal 6 November 2015 sampai dengan 22 Januari 2016 di peternakan burung puyuh milik Bapak Iskandar, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan larutan dan frekuensi pemberian yang berbeda serta interaksinya terhadap berat telur, indek telur, warna kuning telur, tebal kerabang dan haugh unit. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi para peneliti atau kalangan akademis dan masyarakat khususnya peternak puyuh tentang pengaruh penggunaan larutan dan frekuensi pemberian yang berbeda serta interaksinya terhadap berat telur, indeks telur, warna kuning telur, tebal kerabang dan haugh unit. Materi yang digunakan adalah burung puyuh jenis (Coturnix coturnix japonica) berumur 45 hari sebanyak 240 ekor yang berasal dari kota Pare Kediri dan dipelihara selama 1 bulan atau sampai burung puyuh berumur sekitar 10 minggu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan, yang di analisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial (2x3) dengan 4 ulangan. Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01) maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’. Setiap ulangan terdiri dari 10 ekor burung puyuh. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini yaitu A1B1 = Larutan pocaryvit dengan frekuensi pemberian 1 kali sehari, A1B2 = Larutan pocaryvit dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari, A1B3 = Larutan Pocaryvit dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari, A2B1 = Air gula dengan frekuensi pemberian 1 kali sehari, A2B2 = Air gula dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari, A2B3 = Air gula dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari. Variabel penelitian meliputi berat telur, indek telur, warna kuning telur, tebal kerabang dan haugh unit. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan jenis larutan yang berbeda terhadap berat telur memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05). Rataan perlakuan berkisar antara (10,83±0,82b) pada perlakuan penggunaan larutan pocaryvit dan (10,52±0,69a) pada perlakuan penggunaan larutan gula. Hal ini disebabkan karena larutan pocaryvit yang kandungan utamanya adalah vitamin C, mampu mengurangi tingkat stress pada ternak kemudian akan meningkatkan konsumsi pakan yang diakumulasikan pada peningkatan pertambahan bobot badan dan bobot telur. Variabel yang lain memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) pada indek telur, warna kuning telur, tebal kerabang dan haugh unit. Sedangkan pemberian frekuensi yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap berat telur, indek telur, warna kuning telur, tebal kerabang dan haugh unit. Interaksi antara larutan yang digunakan dengan frekuensi pemberian yang berbeda memberikan perpengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap berat telur, indek telur, warna kuning telur, tebal kerabang dan haugh unit. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan kombinasi yaitu penggunaan larutan dan frekuensi yang berbeda terhadap berat telur, indeks telur, warna kuning telur, tebal kerabang dan haugh unit. Saran perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai penggunaan jenis larutan selain menggunakan larutan pocaryvit v dan larutan air gula misalnya vitastress, vitachick atau vitamin C murni yang dikombinasikan dengan gula merah atau gula pasir terhadap berat telur, indek telur, warna kuning telur, tebal kerabang dan haugh unit telur burung puyuh.