Pengaruh Penambahan Rhizopus Oligosporus Sebagai Probiotik Terhadap Kualitas Telur Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)

Main Author: Saputro, DwiRetno
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137871/
ctrlnum 137871
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/137871/</relation><title>Pengaruh Penambahan Rhizopus Oligosporus Sebagai Probiotik Terhadap Kualitas Telur Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)</title><creator>Saputro, DwiRetno</creator><subject>636 Animal husbandry</subject><description> Burung puyuh merupakan salah satu unggas yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya. Burung puyuh diternakkan terutama untuk diambil telurnya, sebagai penghasil telur produktivitas burung puyuh dirasa kurang optimal. Hal ini bisa di tinjau dari kualitas telurnya, ukuran telur, bentuk, kualitas kerabang dan warna kuning telur serta mempunyai daya simpan yang lama menjadi tolak ukur tersendiri dalam mempengaruhi pilihan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan Rhizopus oligosporus sebagai probiotik terhadap kualitas telur burung puyuh. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi terkait pengaruh penambahan Rhizopus oligosporus terhadap kualitas telur burung puyuh yang meliputi bobot telur, indeks telur, berat kerabang, tebal kerabang, warna kuning telur dan Haugh Unit dan mampu meningkatkan pendapatan peternak puyuh dengan dosis yang optimum. Lokasi dan waktu penelitian ini dilaksanakan di peternakan burung puyuh milik Bapak Iskandar di Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang selama 4 minggu yaitu dari tanggal 9 Desember 2015 &#x2013; 7 Januari 2016. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 250 ekor burung puyuh petelur yang berumur 3 bulan (120 hari). Kandang yang digunakan untuk penelitian ini adalah kandang baterray. Kandang yang digunakan berjumlah 25 buah berukuran 50 x 50 x 30 cm dimana tiap petak diisi 10 ekor burung puyuh. Tiap petak dilengkapi dengan tempat pakan, minum, dan viii penampung telur. Bahan pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan kemersil yang di produksi oleh PT. Japfa Comfeed pakan perlakuan yang diberikan yaitu P0 = pakan basal tanpa probiotik, P1 = pakan basal + Rhizopus oligosporus 0,4%, P2 = pakan basal + Rhizopus oligosporus 0,5%, P3 = pakan basal + Rhizopus oligosporus 0,6%, P4 = pakan basal + Rhizopus oligosporus 0,7%, metode penelitian yang digunakan adalah percobaan lapang dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Variabel yang diukur adalah bobot telur, indeks telur, warna kuning telur, bobot kerabang, tebal kerabang, dan Haugh Unit. Data ditabulasi dengan menggunakan program microsoft excel, selanjutnya dianalisis menggunakan ragam (ANOVA) dari rancangan acak lengkap (RAL), apabila terdapat perbedaaan antara perlakuan diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan Rhizopus oligosporus sebagai probiotik terhadap kualitas telur tidak memberikan pengaruh yang nyata (P&amp;gt;0,05) terhadap bobot telur (g/butir) yaitu perlakuan P0 (10,72 &#xB1; 0,45), P1 (10,82 &#xB1; 0,43), P2 (10,91 &#xB1; 0,26), P4 (10,96 &#xB1; 0,49) dan P3 (11,24 &#xB1; 0,57), indeks telur yaitu perlakuan P1 (75,69 &#xB1; 3,84), P4 (76,47 &#xB1; 1,08), P0 (76,59 &#xB1; 2,54), P3 (77,70 &#xB1; 0,88), dan P2 (77,77 &#xB1; 0,77), warna kuning telur yaitu perlakuan P4 (5,98 &#xB1; 0,40), P3 (5,95 &#xB1; 0,46), P2 (5,72 &#xB1; 0,30), P1 (5,82 &#xB1; 0,29), dan P0 (5,39 &#xB1; 0,14), dan Haugh Unit yaitu perlakuan P1 (65,15 &#xB1; 1,94), P2 (62,38 &#xB1; 5,26), P0 (61,75 &#xB1; 5,38), P4 (61,12 &#xB1; 4,99), dan P3 (57,73 &#xB1; 4,84), sedangkan memberikan pengaruh yang nyata (P&amp;gt;0,05) adalah bobot kerabang yaitu perlakuan P4 (0,98 &#xB1; 0,10), P3 (0,96 &#xB1; 0,06), P2 (0,18 &#xB1; 0,01), P0 (0,90 &#xB1; 0,04), dan P1 (0,84 &#xB1; 0,06), dan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P&amp;gt;0,01) terhadap tebal kerabang yaitu perlakuan P4 (0,20 &#xB1; 0,01), P3 (0,18 &#xB1; 0,01), P2 (0,18 &#xB1; 0,01), P1 (0,18 &#xB1; 0,00), dan P0 (0,16 &#xB1; 0,01). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan Rhizopus oligosporus meningkatkan ix kualitas telur burung puyuh dan level 0,6 % adalah yang terbaik.&#xD; </description><date>2016-06-06</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> Saputro, DwiRetno (2016) Pengaruh Penambahan Rhizopus Oligosporus Sebagai Probiotik Terhadap Kualitas Telur Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FPT/2016/255/ 051607096</relation><recordID>137871</recordID></dc>
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
author Saputro, DwiRetno
title Pengaruh Penambahan Rhizopus Oligosporus Sebagai Probiotik Terhadap Kualitas Telur Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)
publishDate 2016
topic 636 Animal husbandry
url http://repository.ub.ac.id/137871/
contents Burung puyuh merupakan salah satu unggas yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya. Burung puyuh diternakkan terutama untuk diambil telurnya, sebagai penghasil telur produktivitas burung puyuh dirasa kurang optimal. Hal ini bisa di tinjau dari kualitas telurnya, ukuran telur, bentuk, kualitas kerabang dan warna kuning telur serta mempunyai daya simpan yang lama menjadi tolak ukur tersendiri dalam mempengaruhi pilihan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan Rhizopus oligosporus sebagai probiotik terhadap kualitas telur burung puyuh. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi terkait pengaruh penambahan Rhizopus oligosporus terhadap kualitas telur burung puyuh yang meliputi bobot telur, indeks telur, berat kerabang, tebal kerabang, warna kuning telur dan Haugh Unit dan mampu meningkatkan pendapatan peternak puyuh dengan dosis yang optimum. Lokasi dan waktu penelitian ini dilaksanakan di peternakan burung puyuh milik Bapak Iskandar di Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang selama 4 minggu yaitu dari tanggal 9 Desember 2015 – 7 Januari 2016. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 250 ekor burung puyuh petelur yang berumur 3 bulan (120 hari). Kandang yang digunakan untuk penelitian ini adalah kandang baterray. Kandang yang digunakan berjumlah 25 buah berukuran 50 x 50 x 30 cm dimana tiap petak diisi 10 ekor burung puyuh. Tiap petak dilengkapi dengan tempat pakan, minum, dan viii penampung telur. Bahan pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan kemersil yang di produksi oleh PT. Japfa Comfeed pakan perlakuan yang diberikan yaitu P0 = pakan basal tanpa probiotik, P1 = pakan basal + Rhizopus oligosporus 0,4%, P2 = pakan basal + Rhizopus oligosporus 0,5%, P3 = pakan basal + Rhizopus oligosporus 0,6%, P4 = pakan basal + Rhizopus oligosporus 0,7%, metode penelitian yang digunakan adalah percobaan lapang dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Variabel yang diukur adalah bobot telur, indeks telur, warna kuning telur, bobot kerabang, tebal kerabang, dan Haugh Unit. Data ditabulasi dengan menggunakan program microsoft excel, selanjutnya dianalisis menggunakan ragam (ANOVA) dari rancangan acak lengkap (RAL), apabila terdapat perbedaaan antara perlakuan diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan Rhizopus oligosporus sebagai probiotik terhadap kualitas telur tidak memberikan pengaruh yang nyata (P&gt;0,05) terhadap bobot telur (g/butir) yaitu perlakuan P0 (10,72 ± 0,45), P1 (10,82 ± 0,43), P2 (10,91 ± 0,26), P4 (10,96 ± 0,49) dan P3 (11,24 ± 0,57), indeks telur yaitu perlakuan P1 (75,69 ± 3,84), P4 (76,47 ± 1,08), P0 (76,59 ± 2,54), P3 (77,70 ± 0,88), dan P2 (77,77 ± 0,77), warna kuning telur yaitu perlakuan P4 (5,98 ± 0,40), P3 (5,95 ± 0,46), P2 (5,72 ± 0,30), P1 (5,82 ± 0,29), dan P0 (5,39 ± 0,14), dan Haugh Unit yaitu perlakuan P1 (65,15 ± 1,94), P2 (62,38 ± 5,26), P0 (61,75 ± 5,38), P4 (61,12 ± 4,99), dan P3 (57,73 ± 4,84), sedangkan memberikan pengaruh yang nyata (P&gt;0,05) adalah bobot kerabang yaitu perlakuan P4 (0,98 ± 0,10), P3 (0,96 ± 0,06), P2 (0,18 ± 0,01), P0 (0,90 ± 0,04), dan P1 (0,84 ± 0,06), dan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P&gt;0,01) terhadap tebal kerabang yaitu perlakuan P4 (0,20 ± 0,01), P3 (0,18 ± 0,01), P2 (0,18 ± 0,01), P1 (0,18 ± 0,00), dan P0 (0,16 ± 0,01). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan Rhizopus oligosporus meningkatkan ix kualitas telur burung puyuh dan level 0,6 % adalah yang terbaik.
id IOS4666.137871
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-25T04:09:04Z
last_indexed 2021-10-28T07:26:51Z
recordtype dc
_version_ 1751454872120590336
score 17.538404