Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Sebagai Feed Additive Terhadap Penampilan Produksi Burung Puyuh Jantan
Main Author: | Septian, RendyWidya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/137845/ |
Daftar Isi:
- Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan tanaman buah yang baru dibudidayakan di Indonesia mulai tahun 2000 dan banyak digemari oleh masyarakat karena memiliki manfaat serta nilai gizi yang cukup tinggi. Tanaman ini memiliki potensi yang baik dilihat dari permintaan yang terus meningkat diikuti teknik budidaya yang mudah dilakukan. Swastika., Nurmili., danSuhendri., (2012) menjelaskan di Indonesia terdapat tiga jenis buah naga yaitu Hylocereus undatus (buah naga daging putih), Hylocereus polyrhizus (buah naga daging merah) dan Hylocereus costaricensis (buah naga daging sangat merah atau hitam). Penelitian Dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian UNTRI Malang (Universitas Tribuwana Tungga Dewi) jl. Telaga Warna Blok C Telogomas, Malang. Penelitian ini dilakukan selama 35 hari mulai 24 Januari 2016 sampai dengan 28 Februari 2016. Pengolahan tepung kulit buah naga merah (TKBNM) dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level optimum pemberian tepung kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai aditif pakan terhadap viii penampilan produksi burung puyuh jantan. Manfaat dari Penelitian ini sebagai bahan informasi pada peternak burung puyuh jika pemberian tepung kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) menunjukkan pengaruh terhadap penampilan produksi burung puyuh jantan, sehingga dapat menekan biaya pakan dan kemungkinan peternak memperoleh pakan kualitas yang kurang bagus. Materi penelitian ini menggunakan 120 ekor burung puyuh jantan yang dipelihara mulai umur 0 (DOQ) hari dengan jenis Coturnix-coturnix japonica. Pemeliharaan dilakukan selama 35 hari dan dialokasikan ke dalam 4 perlakuandan 6 ulangan dimana setiap ulangan terdiri atas 5 ekor burung puyuh jantan. Materi lain yang digunakan adalah kulit buah naga merah, kandang battery yang terdiri dari 24 petak berukuran 25x30x40 cm, lain tempa tpakan, tempat air minum 2 buah, timbangan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 g dan 0,01 g, termometer, higrometer, gilingan pakan, ember serta peralatan kebersihan, pakan basal dari PT. Charoen Pokphand Indonesia, vitamin dan desinfektan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan lapang dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P0 (kontrol), P1 (Pakan basal + TKBNM 1%), P2 (Pakan basal + TKBNM 2%), P3 (Pakan basal + TKBNM 3%). Variabel yang diukur adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan IOFC (Income Over Feed Cost). Analisis data yang digunakan adalah analysis of variance (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil analisa statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan tepung kulit buah naga merah memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap penampilan produksi burung puyuh jantan yang meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan IOFC (Income Over Feed Cost). ix Kesimpulan penelitian ini adalah Pemberian tepung kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai feed additive dalam pakan burung puyuh jantan belum mampu meningkatkan kualitas penampilan produksi yang meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan serta IOFC (Income Over Feed Cost).