Pengaruh Penambahan Protein Sel Tunggal Saccharomyces Cerevisiae Dan Candida Utilis Dalam Pakan Terhadap Kualitas Eksternal Telur Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica)

Main Author: Wati, EkaFitriKusuma
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137830/
Daftar Isi:
  • Protein Sel Tunggal merupakan produk biomassa berkadar protein tinggi yang berasal dari mikroorganisme dan dapat dijadikan sebagai pakan sumber protein untuk burung puyuh. Protein Sel Tunggal mempunyai kandungan protein 40-60% dan mengandung asam amino essensial yang lengkap. Protein Sel Tunggal yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan untuk burung puyuh diantaranya adalah Saccharomyces cerevisiae dan Candida utilis. Penelitian ini dilaksanakan selama 35 hari yaitu pada tanggal 5 Februari 2016 – 10 Maret 2016 di Peternakan burung puyuh milik Saudara Yassir yang beralamat di Desa Brak, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Analisis proksimat bahan pakan dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Uji kualitas eksternal telur burung puyuh dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan biomassa Protein Sel Tunggal Saccharomyces cerevisiae dan Candida utilis dalam pakan terhadap kualitas eksternal telur burung puyuh. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah burung puyuh jenis Cortunix cortunix japonica berjumlah 120 ekor dengan umur 97 hari dan koefisien keragaman egg mass (g) sebesar 97%. Kandang yang digunakan selama penelitian adalah kandang battery dengan ukuran 50 x 20 x 20 cm sebanyak 24 petak kandang. Pakan basal yang digunakan adalah konsentrat PP3 yang merupakan pakan komersil untuk burung puyuh fase layer. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini sebanyak 4 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Perlakuan yang diberikan kepada ternak yaitu P0 = 100% pakan basal, P1 = 97,5% pakan basal + 2,5 PST Saccharomyces cerevisiae, P2 = 97,5% pakan basal + 2,5 PST Candida utilis, dan P3 = 95% pakan basal + 2,5 PST Saccharomyces + 2,5 PST cerevisiae Candida utilis. Pengambilan data dilakukan setiap satu minggu sekali pada hari ke-7 pada minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-5. Data yang diperoleh ditabulasi dengan menggunakan program Microsoft Excel untuk kemudian dianalisi dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah berat telur, indeks telur dan ketebalan kerabang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan protein sel tunggal Saccharomyces cerevisiae dan Candida utilis dalam pakan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap berat telur, indeks telur dan ketebalan kerabang. Rataan berat telur tertinggi yaitu pada perlakuan dengan penambahan protein sel tunggal Candida utilis sebanyak 2,5% sebesar 11,53±0,79 g/butir dan terendah pada perlakuan dengan penambahan protein sel tunggal Saccharomyces cerevisiae 2,5% dan Candida utilis sebanyak 2,5% sebesar v 11,25±0,80 g/butir. Rataan indeks telur tertinggi yaitu pada perlakuan dengan penambahan protein sel tunggal Saccharomyces cerevisiae 2,5% dan Candida utilis sebanyak 2,5% sebesar 78,38±3,07 % dan terendah pada perlakuan kontrol (tanpa penambahan protein sel tunggal) sebesar 77,29±4,30%. Rataan ketebalan kerabang telur tertinggi yaitu pada perlakuan dengan penambahan protein sel tunggal Saccharomyces cerevisiae 2,5% sebesar 0,200±0,02 mm dan terendah pada perlakuan dengan penambahan protein sel tunggal Saccharomyces cerevisiae 2,5% dan Candida utilis sebanyak 2,5% sebesar 0,194±0,02 mm. Penambahan Protein Sel Tunggal Saccharomyces cerevisiae sebanyak 2,5% dan Candida utilis sebanyak 2,5% dalam pakan belum mampu meningkatkan berat telur, indeks telur dan ketebalan kerabang telur burung puyuh. Disarankan untuk penelitian selanjutnya digunakan penambahan protein sel tunggal Saccharomyces cerevisiae lebih dari 2,5% dan Candida utilis lebih dari 2,5%.