Pengaruh Pengencer Tris Aminomethane Kuning Telur Yang Disuplementasi Sari Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) Terhadap Kualitas Semen Sapi Limousin Selama Penyimpanan Suhu Dingin 50c

Main Author: Effendi, FredyanIsnan
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137825/
Daftar Isi:
  • Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sapi lokal adalah dengan memanfaatkan teknologi Inseminasi Buatan (IB) menggunakan sapi yang mempunyai kualitas genetik yang unggul seperti persilangan dengan sapi Limousin. Keberhasilan IB menggunakan semen cair maupun beku membutuhkan semen yang berkualitas baik dengan fertilitas tinggi, sehingga memerlukan proses pengenceran semen yang efektif, efisien dan murah. Pengenceran semen bertujuan untuk mendapatkan jumlah semen yang lebih banyak sebelum di IB dan mempertahankan kualitas semen. Penggunaan semen segar yang diencerkan terbukti menghasilkan fertilitas tinggi dengan biaya lebih murah. Salah satu pengencer yang banyak digunakan serta mampu mempertahankan kualitas semen cair adalah pengencer Tris Aminomethane kuning telur. Semen akan mengalami proses metabolisme selama penyimpanan pada suhu ruang maupun dingin. Metabolisme semen menghasilkan reaksi peroksidatif lipid apabila bereaksi dengan radikal bebas. Produksi radikal bebas dapat ditekan dengan penambahan antioksidan. Antioksidan dapat memutus ikatan berantai pada radikal bebas. Kulit manggis merupakan bahan baku lokal perkebunan yang mengandung banyak antioksidan alami diantaranya xanthone dan α-mangostein. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan mulai tanggal 14 Desember 2015 sampai 31 Januari 2016 dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari (BBIB vi Singosari) untuk pembuatan sari kulit manggis, penampungan semen dan evaluasi semen segar afkir sapi Limousin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari suplementasi sari kulit manggis (SKM) terhadap kualitas semen cair sapi Limousin dalam medium pengencer dasar Tris Aminomethane kuning telur pada suhu 5°C, serta kadar SKM yang tepat dalam proses mempertahankan kualitas semen cair sapi Limousin, . Penelitian dilakukan dengan mengencerkan semen menggunakan pengencer Tris Aminomethane kuning telur dengan penambahan SKM sebesar 0%, 2%, dan 4% selama penyimpanan suhu dingin pada 1, 2, 3, 24, 48 dan 72 jam yang disimpan pada suhu 50C. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan perlakuan utama adalah kadar SKM 0%, 2% dan 4% dalam pengencer Tris Aminomethane kuning telur 100%, 98% dan 96%. Semua perlakuan diulang sebanyak 10 kali, apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan semen segar sapi Limousin menggunakan semen afkir dengan persentase motilitas individu ≤ 70% dan motilitas massa 2+, ditinjau dari hasil pengamatan semen sapi Limousin menunjukkan kualitas yang baik pada uji makroskopis yaitu volume sebanyak 6,62±1,17 ml, warna putih susu, bau khas ternak dan pH 6,44±0,14 serta uji mikroskopisnya dengan motilitas massa sebesar 2+, motilitas individu sebesar 49±5,68%, viabilitas sebesar 83,64±7,85%, abnormalitas sebesar 12,06±5,45% dan konsentrasi sebesar 1120,4±197,9 juta/ml. Hasil evaluasi semen setelah pengenceran menunjukkan bahwa tingkat penambahan SKM P2 (4%) memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap motilitas spermatozoa pada penyimpanan jam ke 2 sampai jam ke 72 artinya kemampuan Tris Aminomethane kuning telur + 4 % SKM mampu memberikan nutrisi bagi metabolisme spermatozoa dan melindungi lebih vii lama dari pengencer perlakuan lainnya karena memiliki daya preservasi paling baik namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap motilitas pada penyimpanan jam ke 1 hal ini disebabkan waktu penyesuaian spermatozoa terhadap lingkungan media pengencer yang baru kurang dari 1 jam. Hasil analisis terhadap nilai viabilitas tidak mengalami perbedaan yang nyata (P>0,05) mulai dari jam ke-1 hingga jam ke-2 hal ini dikarenakan waktu penyesuaian spermatozoa terhadap pengencer yang baru ditambahkan kurang dari 2 jam dan belum adanya penurunan temperatur yang drastis (dari suhu normal ke suhu refrigerator yaitu 50C) sehingga efek perlindungan belum terlihat, namun memberikan pengaruh nyata (P<0,05) mulai dari jam ke-3 hingga jam ke-72 walaupun secara grafik kualitas mengalami penurunan hal ini dikarenakan semen yang digunakan adalah semen dengan kualitas rendah (semen afkir) karena proses peroksidasi yang sudah terjadi tidak dapat dihentikan dengan pemberian antioksidan. Penambahan SKM rata-rata tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap abnormalitas spermatozoa kecuali pada penyimpanan jam ke-1 penambahan SKM memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05). Penambahan SKM sebesar 4% (P2) terbukti mampu mempertahankan abnormalitas spermatozoa jika dibandingkan dengan SKM 0 % (P0) dan SKM 2 % (P1). Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa penambahan pengencer Tris Aminomethane kuning telur + 4% SKM memberikan hasil terbaik dalam mempertahankan kualitas semen sapi Limousin meliputi konsentrasi, motilitas, viabilitas dan abnormalitas selama penyimpanan suhu dingin 50 C selama 72 jam penyimpanan. Penelitian ini menggunakan semen segar afkir dengan persentase motilitas kurang dari 70%, disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan semen segar yang memiliki motilitas awal sesuai standar SNI yaitu ≥ 70% sehingga dapat diketahui waktu penyimpanan optimum.