Daya Hambat Dekok Kulit Apel Manalagi (Malus Sylvestris Mill.) Terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli Dan Streptococcus Agalactiae Penyebab Mastitis Pada Sapi Perah
Main Author: | Benarivo, Vasco |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/137792/ |
Daftar Isi:
- Kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) mengandung berbagai macam zat aktif yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. Beberapa diantaranya adalah polifenol dan flavonoid. Pembuatan dekok kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) diharapkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab mastitis dan menyebabkan bakteri menjadi lisis. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu terhitung mulai tanggal 18 Januari 2016 sampai dengan 18 Februari 2016 di Laboratorium Bakteriologi HPT (Hama dan Penyakit Tanaman) Fakultas Pertanian dan Laboratorium Ternak Perah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan dekok kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Streptococcus agalactiae yang merupakan bakteri penyebab mastitis pada sapi perah dan mengetahui konsentrasi optimal dekok kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Streptococcus agalactiae yang merupakan penyebab mastitis pada sapi perah. viii Materi penelitian adalah limbah kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) yang diperoleh dari perusahaan pengolahan apel CV. Bagus Afri Seta Mandiri, yang berlokasi di Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu, Jawa Timur dan bakteri Escherichia coli dan Streptococcus agalactiae yang merupakan bakteri yang dibiakkan di Laboratorium Bakteriologi HPT (Hama dan Penyakit Tanaman) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode difusi sumuran dengan perhitungan menggunakan percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL). Analisis data menggunakan ANOVA sesuai RAL dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan tersebut adalah dengan menggunakan dekok kulit apel dengan konsentrasi 10%, 20%, 30% dan iodips sebagai perlakuan standart, dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah kemampuan dekok kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Streptococcus agalactiae, dan konsentrasi optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa dekok kulit apel manalagi (Malus sylvestri Mill.) dengan berbagai konsentrasi dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Streptococcus agalactiae dengan hasil yang paling baik adalah pada perlakuan P3. Luas diameter zona hambat yang didapat pada perlakuan yang diberikan terhadap bakteri Escherichia coli dengan perlakuan P0, P1, P2 dan P3 secara berturut-turut adalah 23,88 mm, 6,16 mm, 8,00 mm dan 11,55 mm. Sedangkan pada bakteri Streptococcus agalactiae dengan perlakuan P0, P1, P2 dan P3 luas zona hambat yang didapat secara berturut-turut adalah 13,40 mm, 10,19 mm, 10,13 mm, dan 14,46 mm. Hasil perhitungan dekok kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli adalah berbeda sangat ix nyata (P<0,01), dan pada bakteri Streptococcus agalactiae adalah tidak berbeda nyata (P>0,05). Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah dekok kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Streptococcus agalactiae. Dekok kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.) dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% belum dapat mengimbangi kekuatan daya hambat dari Iodips dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, akan tetapi pada bakteri Streptococcus agalactiae mampu untuk menghambat pertumbuhannya. Saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai daya hambat kulit apel manalagi (Malus sylvesrtis Mill.) dengan menggunakan perlakuan yang berbeda dengan metode dekok kulit apel manalagi (Malus sylvestris Mill.), disamping itu perlu menggunakan konsentrasi diatas 30% untuk bakteri Escherichia coli dan Streptococcus agalactiae. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dekok kulit apel manalagi (Malus sylvesrtis Mill.) sebagai pengganti iodips, dengan penerapan langsung terhadap sapi perah untuk mencegah mastitis.