Perbedaan Tampilan Reproduksi Induk Sapi Potong Peranakan Ongole Dan Peranakan Limousin Di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang

Main Author: Wulandari, DeviNavalia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137760/1/awal_skripsi_A5.pdf
http://repository.ub.ac.id/137760/2/naskah_A5.pdf
http://repository.ub.ac.id/137760/3/skripsi_ini.pdf
http://repository.ub.ac.id/137760/3/cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/137760/
Daftar Isi:
  • Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang mulai 8 Desember 2015 sampai dengan 11 Januari 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survei dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tampilan reproduksi sapi Peranakan Limousin dan sapi Peranakan Ongole yang diukur berdasarkan Service per Conception (S/C), Conception Rate (CR), Days Open (DO), Calving Interval (CI), Indeks Fertilitas (IF), umur pertama kawin, umur pertama melahirkan. Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan bahan informasi, masukan dan evaluasi bagi peternak dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Sampel yang digunakan sejumlah 50 ekor sapi PO dan 50 ekor sapi Peranakan Limousin. Metode yang digunakan studi kasus dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa induk sapi PO mempunyai penampilan reproduksi yang lebih baik jika dibandingkan dengan sapi Peranakan Limousin berdasarkan nilai S/C sapi Peranakan Limousin 1,22±0,21 dan sapi PO 1,20±0,20. CR sebesar 80% untuk sapi Peranakan Limousin sedangkan 82% untuk sapi PO. Hasil Uji-t tidak berpasangan pada DO sapi Peranakan Limousin sebesar 127,62±20,93 hari dan pada sapi PO sebesar 115,44±12,39 hari dan CI pada sapi Peranakan Limousin sebesar 421,84±23,94 hari dan sapi PO sebesar 412±13,27 hari. IF sapi Peranakan Limousin sebesar 68,01 sedangkan pada sapi PO sebesar 74,83. Rataan umur pertama kawin sapi Peranakan Limousin 23,98±0,22 bulan dan sapi PO 23,80±0,24. Rataan umur pertama beranak sapi Peranakan Limousin 33,40±0,53 bulan dan sapi PO 33,28±0,45 bulan. Kesimpulan hasil penelitian adalah tampilan reproduksi sapi Peranakan Ongole lebih tinggi dari pada sapi Peranakan Limousin berdasarkan nilai S/C sapi PO lebih rendah maka semakin tinggi nilai fertilitasnya, hasil CR sapi PO tinggi, DO sapi PO lebih pendek dari pada sapi Limousin, CI sapi PO lebih pendek dari pada sapi Limousin, diperoleh hasil IF sapi PO tinggi yang artinya tingkat reproduksinya tinggi, umur pertama kawin, umur pertama beranak. Berdasarkan hasil penelitian, tampilan reproduksi sudah baik. Jadi diharapkan peternak dapat mempertahankan sistem manajemen pemeliharaan pada induk sapi dan dapat meningkatkan sistem manajemen pemeliharaan agar lebih efisien dari segi biaya dan waktu.