Daftar Isi:
  • Kebutuhan susu Nasional dari tahun ke tahun terus meningkat disebabkan peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ketergantungan Indonesia akan susu impor sangat tinggi. Peternakan sapi perah rakyat masih mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam menjalankan usahanya, antara lain dalam hal tingkat pendidikan dan ketrampilan serta menggabungkan beberapa faktor produksi. Keterbatasan-keterbatasan ini menjadikan peternak sapi perah rakyat dalam menjalankan usahanya tanpa memperhitungkan besarnya modal yang dipergunakan, biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk operasional usahanya dan pendapatan yang diperoleh. Penelitian dan pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 14 November – 14 Desember 2014 dengan pemilihan lokasi di Desa Boto Putih, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Tujuan dari penelitian adalah untuk (1) Mengetahui berapa pendapatan peternak sapi perah dan R/C ratio berdasar skala usaha. (2) Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan berdasar skala usaha peternak sapi perah rakyat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Studi kasus (case study) dan pengamatan terhadap populasi peternak sapi perah. Metode pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, yaitu mengamati peternak sapi perah. Analisa data menggunakan rumus analisis pendapatan, rumus kontribusi untuk mengetahui kontribusi usaha ternak terhadap pendapatan petani-ternak dan analisis regresi berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak sapi perah. Sampel yang diamati dalam penelitian ini adalah 41 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan indikator ekonomi skala III lebih menguntungkan dibandingkan skala I dan II. penerimaan rata-rata pada skala III Rp. 1.593.471/ST/bulan, skala 1 Rp. 1.193.906/ST/bulan, dan pada skala II Rp. 1.294.909/ST/bulan. Pendapatan rata-rata pada skala III Rp 975.585/ST/bulan, pada skala I Rp 627.450/ST/bulan dan pada skala II Rp 713.778/ST/bulan. Biaya Produksi rata – rata pada skala III Rp 617.886 /ST/bulan, Rp 566.456/ST/bulan, dan Rp 581.131/ST/bulan. R/C ratio per tahun pada usaha peternakan sapi perah (2,30 dibandingkan 1,97, dan 1,88). Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha peternakan sapi perah menguntungkan dan sudah efisien. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan meliputi umur peternak, pendidikan peternak, jumlah anggota keluarga, jumlah ternak, luas lahan dan pengalaman beternak. Disarankan peternak sebaiknya meningkatkan jumlah ternak sapi perah dengan tujuan agar pendapatan peternak semakin besar, sebaiknya Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek dan koperasi diharapkan dapat membina dan memberikan penyuluhan kepada peternak sehingga usaha peternakan sapi perah dapat berkembang jauh lebih baik lagi, menguntungkan sehingga dapat mengangkat perekonomian lokal