Daftar Isi:
  • Penelitian dilaksanakan di peternakan kelinci milik bapak Winarto Desa Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang pada tanggal 20 April 2015 sampai 6 Juni 2015. Laboratorium BNMT Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang untuk uji proksimat, dan analisa pakan. Penelitian dilaksanakan dua tahap, yaitu adaptasi dan kinerja produksi. Kelinci dikelompokkan berdasarkan berat badan (besar, sedang, kecil dan sangat kecil), setiap kelompok masing-masing 2 ekor kelinci. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaruh pemberian bentuk pakan konsentrat terhadap performan peranakan kelinci New Zealand White ditinjau dari konsumsi pakan protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan bahan kering. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi tentang pengetahuan akan persentase penambahan dan pemberian terbaik dari bentuk pakan konsentrat untuk menghasilkan performa peranakan kelinci New Zealand White yang optimal. Metode yang digunakan adalah metode percobaan lapang dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dengan 4 kelompok. Penelitian dibagi menjadi 4 perlakuan yang berdasarkan bentuk konsentrat mulai pellet, crumble, mash, dan pasta yang semunya sebesar 30% dan sisanya 70% yakni hijauan daun kubis. Penelitian ini menggunakan 32 ekor kelinci New Zealand White jantan dengan umur antara 45-60 hari dengan bobot awal 347-1074 gram. Variabel yang diamati adalah konsumsi pakan mulai protein kasar bahan kering, serat kasar, dan lemak kasar. Data dari hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan analisa varian (ANOVA), dan apabila hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,01) terhadap perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s. Hasil analisis proksimat dari konsentrat pellet dan hijauan daun kubis di laboraturium Nutrisi dan makanan ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya menunjukan bahwa konsentrat tersebut mengandung bahan kering 90,91 %, abu 13,16 %, protein kasar 16,57 %, Serat kasar 23,83 %, dan lemak kasar 5,54 %, sedangkan untuk hijauan daun kubis bunga atau daun kol mengandung 12,75 % bahan kering, 10,89 % abu, 16,14 % protein kasar, 11,28 % serat kasar, dan 5,45 % lemak kasar. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 ekor kelinci pejantan jenis peranakan New Zealand White dengan 16 unit kandang baterai serta peralatannya. Bahan pakan yang digunakan yakni konsentrat dengan 4 bentuk pellet, crumble, mash, dan pasta, serta hijauan yang berupa daun kubis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian bentuk pakan konsentrat berbagai bentuk memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap konsumsi bahan kering, serat kasar, protein kasar, dan lemak kasar. Rata-rata konsumsi BK yang dihasilkan masing-masing adalah 109,87; 118,82; 120,61; dan 125,01 g/ekor/hari. Konsumsi SK masing-masing adalah 44,58; 47,33; 48,32; dan 48,31 g/ekor/hari. Rataan konsumi PK masing-masing adalah 47,49; 49,82; 51,05; dan 49,83 g/ekor/hari, sedangkan untuk rataan konsumsi LK masing-masing adalah 15,98; 16,77; 17,18; dan 16,77 g/ekor/hari. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan pemberian dalam berbagai bentuk konsentrat seperti pellet, crumble, mash, dan pasta, dimana untuk bentuk pakan pasta akan menghasilkan pengaruh yang lebih baik pada konsumsi bahan kering, sedangkan pakan bentuk mash lebih baik pada protein kasar, serat kasar dan lemak kasar dibandingkan dengan bentuk pakan lainnya. Disarankan pemberian pakan konsentrat kelinci oleh peternak dapat diberikan sesuai dengan aspek kemudahan peternak kelinci tersebut dari segi ekonomi dan segi kepraktisan.