Pengaruh Paritas Terhadap Bobot Lahir Dan Bobot Sapih Anak Kambing Peranakan Etawah (Pe) Di Desa Mulyoasri Dan Tawangagung Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang
Main Author: | PratiwiS, ApriliaDesi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/137589/1/A5_skripsi_251115.pdf http://repository.ub.ac.id/137589/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilaksanakan di peternakan rakyat di Desa Mulyoasri dan Tawangagung Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2014 sampai dengan bulan April 2015. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penampilan bobot lahir dan bobot sapih berdasarkan paritas induk yang berbeda pada kambing Peranakan Etawah (PE). Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam memilih bibit kambing PE dengan kriteria bobot lahir dan bobot sapih, sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Materi penelitian adalah anak kambing PE sebanyak 143 ekor. Metode yang digunakan adalah survei dan teknik penentuan sampel dilakukan dengan purposive samplingselanjutnya memilih induk kambing PE dan dikelompokkan menurut paritasnya yaitu terdiri dari paritas 1, 2, 3, 4 dan 5. Anak kambing PE umur 1-48 jam ditimbang untuk mengetahui bobot lahir dan umur kurang lebih 100 hari untuk mengetahui bobot sapih. Data hasil penelitian yang diperoleh dikoreksi umur sapih, jenis kelamin, tipe kelahiran dan umur induk kemudian dianalisis menggunakan Rancangan Pola Tersarang (nested). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan bobot lahir di Desa Mulyoasri dan Tawangagung pada paritas 1 sebesar 3,53 ±0,06 kg, paritas 2 sebesar 4,67 ± 0,36 kg, paritas 3 sebesar 3,07 ± 0,007 kg, paritas 4 sebesar 3,70 ± 0,04 kg, dan paritas 5 sebesar 3,94 ± 0,02 kg. Rataan bobot sapih anak kambing 100 hari yang diperoleh saat penelitian pada paritas 1 sebesar 21,33 ± 0,71 kg, paritas 2 sebesar 19,21 ± 1,09 kg, paritas 3 sebesar 18,72± 1,13 kg, paritas 4 sebesar 17,56 ± 0,41 kg dan paritas 5 sebesar 19,30 ± 0,75 kg. Hasil analisis pola tersarang yang dihitung menggunakan Ms. Excel menunjukkan bahwa bobot lahir dan bobot sapih tidak dipengaruhi oleh paritas yang berbeda. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa bobot lahir dan bobot sapih tidak dipengaruhi oleh paritas. Rataan bobot lahir paritas 1 memiliki angka yang paling rendah dibandingkan paritas 2, 3 dan 5. Sedangkan paritas 3 memiliki rataan bobot lahir paling tinggi. Rataan bobot sapih terendah terdapat pada paritas 4, sedangkan bobot sapih paling tinggi terdapat pada paritas 1