Analisis Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Madu Oleh Konsumen Di Kabupaten Kediri
Main Author: | Setiyawan, Mahfud |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/137460/1/COVER.pdf http://repository.ub.ac.id/137460/2/BAB_1.pdf http://repository.ub.ac.id/137460/3/BAB_2.pdf http://repository.ub.ac.id/137460/4/BAB_3.pdf http://repository.ub.ac.id/137460/5/BAB_4.pdf http://repository.ub.ac.id/137460/6/BAB_5.pdf http://repository.ub.ac.id/137460/7/BAB_6.pdf http://repository.ub.ac.id/137460/8/BAB_7.pdf http://repository.ub.ac.id/137460/ |
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi aneka ragam jenis lebah penghasil madu dan jenis tanaman bunga sebagai sumber pakan lebah yang cukup besar untuk memproduksi madu. Potensi tersebut seharusnya Indonesia dapat mengoptimalkan produksi madunya. Apabila potensi tersebut bisa dikelola secara profesional dan tingkat konsumsi madu masyarakat terus meningkat, maka industri madu dan perlebahan akan semakin maju. Madu juga banyak digunakan dalam berbagai industri. Beberapa industri yang sering menggunakan madu adalah industri minuman, makanan, farmasi, dan kosmetik. Kebutuhan akan bahan baku madu untuk bahan dasar obat-obatan, kosmetik, makanan dan minuman diperkirakan terus meningkat. Tingkat permintaan tersebut belum dapat diimbangi oleh peningkatan produksi madu dalam negeri. Kontinuitas penjualan madu di Indonesia juga tidak stabil karena produksi sangat tergantung dari musim pembungaan dan perubahan iklim serta masih banyaknya madu palsu yang beredar di pasaran. Disamping itu mutu madu yang dihasilkan bervariasi dan umumnya masih di bawah standar SNI-3545-2004, dicirikan dengan kadar air yang tinggi dan kemurnian yang tidak terjamin. Madu yang banyak terdapat di pasaran saat ini tidak hanya madu yang dihasilkan oleh produsen lokal saja, tetapi banyak juga madu impor yang kualitas lebih terjamin dan kemasan yang lebih menarik. Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan yang bergerak dibidang perlebahan untuk lebih mengembangkan strategi pemasarannya. Strategi pemasaran ini dapat berupa menciptakan nilai tambah dari produknya dan diperlukan analisis perilaku konsumen madu sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pelaku bisnis dalam pengembangan produk madu. Pengambilan data dilakukan di outlet madu di wilayah Kecamatan Badas dan Pare Kabupaten Kediri pada 24 September hingga 01 November 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengambilan keputusan pembelian produk madu dan menganalisis faktor-faktor bauran pemasaran yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian madu di Kabupaten Kediri. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode survey menggunakan kuisioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, merupakan penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan responden jika dipandang cocok. Jumlah responden atau konsumen produk madu yaitu 100 resonden. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dari analisa faktor dan regresi berganda. Hasil analisis faktor dari data yang didapatkan menggunakan ekstraksi faktor menghasilkan 3 faktor baru yang dapat mewakili 14 variabel awal yaitu “media promosi, merek, lokasi dan daya saing harga”(F1), “kelayakan harga, jenis dan volume madu”(F2), produk madu, kebersihan dan distribusi”(F3). Data hasil analisis regresi linier berganda menghasilkan persamaan regresi Y = 3,879 + 0,200 X1 + 0,222 X2 + 0,162 X3 + (-0,218) X4. Berdasarkan uji F yang dilakukan diketahui bahwa nilai F hitung > F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bauran pemasaran yang terdiri dari faktor “media promosi, merek, lokasi dan daya saing harga”(F1), “kelayakan harga, jenis dan volume madu”(F2), produk madu, kebersihan dan distribusi”(F3) secara bersama berpengauh signifikan terhadap keputusan pembelian. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap keputusan pembelian. Hasil uji t menunjukkan bahwa faktor “media promosi, merek, lokasi dan daya saing harga”(F1), “kelayakan harga, jenis dan volume madu”(F2) berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan pembelian madu di Kabupaten Kediri dan faktor produk madu, kebersihan dan distribusi”(F3) dan pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian madu di Kabupaten Kediri. Kesimpulan dari penelitian adalah keputusan pembelian madu di Kabupaten Kediri ditunjukkan dengan adanya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk madu tersebut untuk membudayakan hidup sehat dan sebagai penunjang stamina konsumen salah satunya dengan mengkonsumsi madu. Hal ini terlihat dengan intensitas jumlah pembelian madu ≤ 2 botol dengan volume 625 mL dalam frekuensi pembelian tidak tentu yaitu rata-rata 1-2 kali tiap bulan dengan jenis madu yang paling laku yaitu madu randu. Faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli madu di Kabupaten Kediri yaitu faktor “media promosi, merek, lokasi dan daya saing harga”(F1), “kelayakan harga, jenis dan volume madu”(F2), produk madu, kebersihan dan distribusi”(F3) dan pekerjaan.