Daya Hambat Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dengan Pelarut Etanol Dan Aquades Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Penyebab Mastitis Pada Sapi Perah

Main Author: Pamela, AgustinElvida
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137440/1/AGUSTIN_ELVIDA_PAMELA_105050100111127.pdf
http://repository.ub.ac.id/137440/
Daftar Isi:
  • Mastitis adalah radang pada kelenjar susu (mammae) pada sapi perah. Tingkat keparahan dan intensitas mastitis sangat dipengaruhi oleh organisme penyebabnya. Menurut Handayani, Tuasikal dan Sugoro (2006) menyatakan beberapa organisme penyebab mastitis antara lain Streptococcus agalactiae, Streptococcus dysgalactiae, Streptococcus uberis, dan Staphylococcus aureus. Mastitis dibedakan menjadi 2 tipe yaitu klinis yang ditandai dengan kerusakan pada ambing yang dapat dilihat langsung dan subklinis yang tidak menunujukkan gejala peradangan dan hanya dapat diketahui ketika dilakukan uji pada air susu (Tuasikal, dkk. 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November - Desember 2014 di Laboratorium kimia organik Fakultas Sains & Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim dan Laboratorium Bakteriologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan daya hambat ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) menggunakan pelarut etanol dan aquades terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yang menyebabkan mastitis pada sapi perah. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif mengenai penggunaan bahan-bahan alami seperti daun kelor sebagai antibakteri untuk pencegahan mastitis pada sapi perah. Materi penelitian ini menggunakan Bakteri Staphylococcus aureus yang diperoleh dari Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Daun kelor dibuat kedalam bentuk ekstrak dengan pelarut etanol dan aquades. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola tersarang dengan faktor perlakuan ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol dan aquades masing-masing sebanyak 4 perlakuan dan 5 ulangan dengan konsentrasi 50 % (P1), 60% (P2), 70% (P3) dan Iodips (P0) sebagai kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi. Variabel yang diamati berupa daerah bening disekitar lubang sumuran pada media sebagai ukuran daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) apabila ada perbedaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan Iodips yang digunakan sebagai kontrol dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera). Diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol daun kelor dengan pelarut etanol pada konsentrasi 50%(P1) belum mampu mengimbangi Iodips, sedangkan pada konsentrasi 60% (P2), dan 70% (P3) mampu mengimbangi daya hambat Iodips (P0). Pada ekstrak daun kelor dengan pelarut aquades dengan konsentrasi 50% (P1), 60% (P2), dan 70 % (P3) belum mampu mengimbangi daya hambat Iodips (P0) untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Disimpulkan bahwa ekstrak daun kelor 70%(P3) dengan pelarut etanol kemampuan daya hambatnya paling kuat (12,10mm±0,48) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak daun kelor 70%(P3) dengan pelarut aquades kemampuan daya hambatnya paling kuat (10,62mm±0,50) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol memiliki daya hambat yang lebih kuat (12,10mm±0,48) dibandingkan ekstrak daun kelor dengan pelarut aquades(10,62mm±0,50) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Disarankan untuk dilakukan penelitian selanjutnya tentang ekstrak daun kelor menggunakan metode lain.