Monitoring Kelembaban Dan Suhu Bahan Letusan Gunung Kelud Di Lapangan : Pengaruh Bahan Organik, Tanaman Pionir Dan Mulsa

Main Author: Samudra, Widura Bintang
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13743/1/WIDURA%20BINTANG%20SAMUDRA.pdf
http://repository.ub.ac.id/13743/
Daftar Isi:
  • Erupsi Gunung Kelud pada tahun 2014 mengeluarkan material dengan dua fraksi yang berbeda yaitu fraksi kasar dan halus. Material letusan gunung yang berfraksi kasar terdiri dari lapili, kerikil dan pasir sementara material berfraksi halus terdiri atas abu vulkanik. Bahan kasar tersebut biasanya memiliki kelembaban yang rendah dan suhu yang tinggi, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman terutama pada awal pertumbuhan. Pengaruh bahan organik, tanaman penutup tanah dan mulsa terhadap sifat fisik tanah telah banyak diteliti. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi kelembaban dan suhu bahan letusan Gunung Kelud dan untuk mempelajari hubungan antar sifat fisik tanah terhadap kelembaban dan suhu bahan letusan Gunung Kelud dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilakukan di Dusun Kutut, Desa Pandansari, Kec. Ngantang, Kab. Malang selama sepuluh bulan mulai Februari - Desember 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 11 perlakuan (B0T0M0, B0T0M1, BpkTtdM1, BubTtdM1, BtdTtdM1, BpkTapM0, BubTapM0, BtdTapM0, BpkTtdM0, BubTtdM0 dan BtdTtdM0) dengan 3 kali ulangan dan 2 jenis pohon, yaitu pisang dan sengon. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dan menggunakan uji lanjut Duncan Multiple Range Test dengan taraf 5%. Plot percobaan dibuat berukuran 1 x 1 m2 dengan tinggi bahan letusan 25 cm. Terdapat dua parameter yang diamati, yaitu kelembaban tanah dan suhu tanah. Pengukuran kelembaban dengan tanah soil pH & humidity tester tipe DM-5 dan suhu dengan termometer dilakukan setiap 2 minggu sekali dan dilakukan hingga 34 minggu setelah aplikasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelembaban dan suhu tanah. Pada awal penelitian dilaksanakan, kelembaban tanahnya paling rendah (5%) dan suhu tanahnya paling tinggi (33 oC) dibandingkan kelembaban tanah dan suhu tanah pada pertengahan dan akhir penelitian. Perlakuan mulsa (B0T0M1, BpkTtdM1,BubTtdM1) efektif meningkatkan kelembaban tanah (15 %) dan menurunkan suhu tanah (24 oC) pada awal penelitian (2 MSA) dibandingkan kontrol. Pada pertengahan (18 MSA) hingga akhir penelitian (34 MSA) diketahui bahwa perlakuan BtdTtdM1 merupakan perlakuan yang paling berbeda nyata dalam meningkatkan kelembaban tanah (23 %) dan menurunkan suhu tanah (23 oC) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kelembaban dan suhu bahan letusan Gunung Kelud di awal hingga pertengahan penelitian sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman indikator, namun setelah memasuki akhir penelitian, tanaman indikatorlah yang lebih mempengaruhi keadaan kelembaban dan suhu bahan letusan Gunung Kelud.