Hubungan Ph Semen Dengan Kualitas Spermatozoa Sapi Bali Dan Sapi Madura Pada Tahapan Proses Semen Beku

Main Author: Puspabrianti, EstiTiara
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137405/1/ESTI_TIARA_PUSPABRIANTI-115050101111006-SKRIPSI_FAPET_2011.pdf
http://repository.ub.ac.id/137405/
Daftar Isi:
  • Selama proses pembuatan semen beku, motilitas spermatozoa akan mengalami penurunan yang diakibatkan meningkatnya kematian spermatozoa. Asam laktat yang tertimbun akibat hasil metabolisme spermatozoa dapat menjadikan racun bagi spermatozoa dan menyebabkan penurunan pH semen (pH < 7,0). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pH semen terhadap kualitas spermatozoa sapi Bali dan Madura mulai dari tahapan semen segar, pengenceran hingga pembekuan. Kegunaan penelitian ini adalah hasil penelitian dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti dan kalangan akademisi atau instansi yang berhubungan dengan kualitas semen untuk digunakan dalam penanganan semen beku. Materi penelitian yang digunakan adalah semen segar dari 10 pejantan sapi Bali dan 10 pejantan sapi Madura dengan pengencer tris kuning telur. Pemilihan pejantan sesuai dengan standar motilitas semen segar ≥ 70%. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dengan pengujian pH dan evaluasi mikroskopis (motilitas, viabilitas dan abnormalitas) pada tiga tahap proses semen beku mulai dari semen segar, semen cair hingga semen beku. Data hasil evaluasi dianalisis menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan pH semen dari tiga tahap proses semen beku secara berurutan sebesar 6,54±0,2; 6,34±0,1 dan 6,12±0,1. Rataan motilitas spermatozoa secara berurutan 70±0; 53,8±4,8 dan 41,0±3,8%. Rataan viabilitas spermatozoa secara berurutan 85,7±2,1; 64,7±4,4 dan 54,5±3,0%. Rataan abnormalitas spermatozoa secara berurutan 12,3±4,0; 14,9±3,8 dan 16,1±1,8%. Korelasi antara pH semen dengan motilitas spermatozoa pada tiga tahap proses semen beku secara berurutan yaitu tidak ada korelasi (0); korelasi sedang (0,521 (P < 0,05)) dan korelasi kuat (0,627 (P < 0,01)). Korelasi antara pH semen dengan viabilitas spermatozoa dari tiga tahap proses semen beku secara berurutan yaitu korelasi sedang (0,588 (P < 0,01)); korelasi sedang (0,506 (P < 0,05)) dan korelasi kuat (0,635 (P < 0,01)). Korelasi antara pH semen dengan abnormalitas spermatozoa dari tiga tahap proses semen beku secara berurutan yaitu korelasi sedang (-0,559 (P < 0,05)); korelasi sangat lemah (-0,144 (P > 0,05)) dan korelasi lemah (-0,319 (P > 0,05)). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah hubungan antara pH semen dengan motilitas spermatozoa menunjukkan hubungan yang positif. Hubungan antara pH semen dengan viabilitas spermatozoa menunjukkan hubungan yang positif pula, sedangkan hubungan antara pH semen dengan abnormalitas spermatozoa menunjukkan hubungan yang negatif. Saran untuk penelitian ini adalah dalam penanganan semen segar yang memiliki pH > 6 sebaiknya dibuang atau tidak dilanjutkan ke proses selanjutnya dikarenakan semen tidak layak.