Studi Karakteristik Sarang Alami Penyu Lekang (Lepidochelys Olivacea) Di Pantai Kuta, Bali

Main Author: Afriani, Ghita
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13739/
Daftar Isi:
  • Penyu merupakan reptile laut yang hidup di dua alam, yaitu darat dan laut, serta keberadaan populasinya menurun akibat aktifitas perburuan seperti pada kasus illegal trade terhadap daging dan telur penyu bahkan karapasnya yang dijadikan sebagai cindera mata. Penyu lekang merupakan penyu yang memiliki terkecil diantara ukuran penyu lainnya. Penyu ini memiliki keunikan reproduksi yaitu “arribada” perilaku reproduksi secara masal, dan sarangnya terdistribusi. Fungsi dari sarang adalah sebagi tempat meletakan dan menyimpan telur untuk penyu melakukan nesting. Upaya dalam menekan penurunan populasi adalah melakukan program relokasi telur dari sarang alami ke sarang buatan yang berada di sekitar pantai. Penelitian ini dalam pengumpulan sampel menggunakan metode purposive sampel berdasarkan penyu mendarat pada lima ploting area, dilanjutkan dengan observasi terhadap sarang penyu, serta mengukur karakteristik sarang, seperti suhu, jenis sedimen, kedalaman, diameter, jarak landing ke sarang, dan Curve Carapace Length (CCL) dan jumlah telur. Metode analsis data menggunakan analisis deskriptif , dan korelasi pearson untuk menganalisis terdapat tidaknya hubungan antara bentuk sarang (diameter dan kedalaman) dengan kapasitas daya tampung jumlah telur di sarang alami penyu lekang. Perlunya menganalsis karakteristik sarang alami adalah sebagai acuan pembuatan sarang buatan dari sarang alami, dengan memperhatikan kondisi karakteristisk sarang untuk memenuhi kriteria sarang sebagai tempat menginkubasi telur penyu dengan kriteria yang optimal. Hasil dari penelitian dari karakteristik sarang alami penyu lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Kuta, Bali yaitu karakter rata-rata suhu pada mulut sarang 27,2 oC, leher sarang 27,4 oC, badan sarang 28,2 oC, dan dasar sarang 28,8 oC, sehingga semakin bertambahnya kedalaman dari profil hingga dasar, maka suhu semakin meningkat karena bertambahnya nilai difusivitas thermal. Jenis sedimen pada pantai Kuta adalah di dominansi pasir putih berukuran (500 μm) ukuran pasir yang kasar ini membuat suhu sarang lebih berfluktuasi (polythermal), sehingga tepat untuk sarang dan inkubasi telur penyu. Karakteristik sarang pada kedalaman sarang penyu rata-ratanya adalah 41 cm yang mampu menghasilkan aktivitas difusi konsentrasi gas. Diameter pada sarang alami memiliki nilai rata-rata 16 cm, sebagai penentu jenis penyu yang mendarat. Jarak landing ke sarang adalah 19 m, pada interval 10-40 m dari garis pasang tinggi, termasuk dalam kelembaban dan suhu optimum (kelembaban relatif optimal <1% dan optimal suhu 27 ° C-32 °C) adalah nilai yang sesuai untuk penyu meletakan telurnya dalam sarang. Curve Carapace Length (CCL) memiliki panajng 62, 20 cm ukuran karapas tersebut berkisar antara 58 cm hingga 77 cm maka dapat diperkirakan usianya penyu antara 14 dan 26 tahun. Rata-rat jumlah telur adalah 408 butir, besar kecilnya ukuran karapas penyu dapat digunakan untuk mengetahui populasi umur penyu, dan juga berpengaruh pada ukuran dan jumlah ukuran telur penyu yang dihasilkan. Semakin tua umur indukan maka, semakin besar juga ukuran telur yang dihasilkan dan jumlah telur juga semakin banyak. Korelasi pada kedalaman dan diameter terhadap kapasitas daya tampung jumlah telur pada sarang alami yaitu tidak terdapat hubungan atau korelasi yang signifikan dari diameter dengan kedalaman memiliki nilai 0,896 dengan koefisen korelasi -0,08 dengan keeratan yang lemah dan arah hubungan tidak searah, diameter dengan jumlah telur sebesar 0,56 dengan nilai koefisien 0,86 keeratanya sangat kuat serta searah, kedalaman dengan jumlah telur sebesar 0,97 dengan nilai koefisen korelasi 0,21 serta keertannya lemah dan searah, maka semakin kecil kedalaman dan diameter sarang penyu, maka kapasitas daya tampung juga akan semakin kecil.