Ekstrak Metanol Daun Kersen (Muntingia Calabura L) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Sapi Perah Di Daerah Ngantang, Malang
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 13 Januari 2014 sampai dengan 13 Februari 2014 di Laboratorium Grinding Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang, di Laboratorium Kimia Organik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dan di Laboratorium Bakteriologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kersen dengan pelarut metanol terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus penyebab mastitis pada sapi perah. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan alternatif dalam pencegahan mastitis pada sapi perah. Materi penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus aureus yang berasal dari susu mastitis subklinis dengan skor CMT 2 dari peternakan sapi perah di daerah Ngantang Kabupaten Malang, dan daun kersen diperoleh dari daerah Joyogrand Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan dan data dianalisis menggunakan anova, apabila terdapat pebadaan yang nyata dilanjutkan dengan uji duncan. Perlakuan yang digunakan antara lain ekstrak metanol daun kersen 10% (P1), 20% (P2), 30% (P3), 40% (P4), iodip 10% (P5) sebagai kontrol dan dekok daun kersen 20% (P6) sebagai kontrol. Variabel yang diamati adalah diameter zona hambat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun kersen konsentrasi 10% sampai 40% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus penyebab mastitis subklinis pada sapi perah. Daya hambat tertinggi dihasilkan oleh ekstrak metanol daun kersen 40%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak metanol daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan berbagai konsentrasi dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus penyebab penyakit mastitis subklinis pada sapi perah. Kemampuan ekstrak metanol daun kersen konsentrasi 10%, 20%, 30 % dan 40% dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus setara dengan antiseptik buatan pabrik (iodip), sedangkan ekstrak metanol daun kersen konsentrasi 20%, 30% dan 40% lebih tinggi dibanding dekok daun kersen 20%. Kemampuan daya hambat tertinggi dihasilkan oleh ekstrak metanol daun kersen dengan konsentrasi 40%. Saran dalam penelitian ini yaitu untuk menggunakan ekstrak metanol daun kersen dengan konsentrasi 10% sebagai bahan teat dipping pada sapi perah di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang apabila mastitis tersebut di dominasi oleh bakteri Staphylococcus aureus dan adanya uji pengaruh lama simpan dari ekstrak metanol daun kersen terhadap daya hambat yang dihasilkan.