Kadar Protein Spirulina Platensis Dengan Kelimpahan Yang Berbeda Pada Sistem Fotobioreaktor

Main Author: Anggraini, Hanum
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13733/
Daftar Isi:
  • Salah satu pemicu terjadinya global warming adalah sumbangan CO2 sebesar 9-26% dari total gas efek rumah kaca. Jumlah CO2 mengalami peningkatan dari 280 menjadi 370 μatm selama 200 tahun terakhir. Salah satu upaya untuk mengurangi CO2 yaitu dengan memanfaatkannya pada tumbuhan yang memiliki kemampuan fotosintesis. Mikroalga merupakan organisme uniseluler yang dapat ditemukan di perairan laut maupun tawar dengan ukuran mikrometer hingga milimeter. Organisme ini bersifat autotrof dengan memanfaatkan cahaya matahari, karbondioksida, dan bahan–bahan organik seperti nitrogen dan fosfat untuk tumbuh. Spirulina sp. merupakan cyanobacteria berwarna hijau kebiruan yang banyak dimanfaatkan manusia karena jenis mikroalga ini memiliki kadar protein yang tinggi yaitu sekitar 60%. Kultur Spirulina sp. menggunakan fotobioreaktor yang memiliki prinsip ekosistem alam sehingga tidak menghasilkan limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein yang dihasilkan Spirulina platensis dengan kelimpahan yang berbeda pada sistem fotobioreaktor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2018, kultur dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Ikan Universitas Brawijaya, analisis kualitas air dilaksanakan di Laboratorium Sumberpasir Universitas Brawijaya, perhitungan kelimpahan dilaksanakan di Laboratorium Hidrobiologi Universitas Brawijaya, analisis klorofil-a dan protein dilaksanakan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan 3 perlakuan (kelimpahan 10.000 sel/ml, 12.500 sel/ml, 15.000 sel/ml) dan 4 ulangan. Jumlah kelimpahan yang berbeda didasarkan pada jumlah stok yang dikultur sebelum dilakukan penelitian. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rancangan pola tersarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai protein pada perlakuan S1 (kelimpahan 10.000 sel/ml) diawali dengan 34% dan paling tinggi pada hari ke-7 sebesar 35%. Pada perlakuan S2 (kelimpahan 12.500 sel/ml) diawali dengan 36% dan paling tinggi pada hari ke-7 sebesar 38%. Pada perlakuan S3 (kelimpahan 15.000 sel/ml) diawali dengan 35%. dan paling tinggi pada hari ke-7 sebesar 37%. Kelimpahan Spirulina platensis yang berbeda terhadap kadar protein yang dihasilkan tidak berbeda nyata, hal ini diduga karena rentang kelimpahan terlalu dekat sehingga kadar protein yang dihasilkan tidak berbeda jauh. Spirulina platensis akan menghasilkan kadar protein yang tinggi apabila pemberian nutrien berupa nitrogen ditingkatkan. Kultivasi Spirulina platensis menggunakan alat berupa fotobioreaktor dinilai lebih efektif karena laju pertumbuhannya tinggi dan lingkungannya dapat dikontrol. Faktor pendukung pertumbuhan Spirulina platensis berupa klorofil-a yang dilakukan pada hari ke-0, ke-7, dan ke-14 mendapatkan hasil sebagai berikut: pada perlakuan S1 berturut-turut sebesar 0,27 mg/l, 0,42 mg/l, dan 0,33 mg/l. Pada perlakuan S2 berturut-turut sebesar 0,41 mg/l, 0,71 mg/l, dan 0,51 mg/l. Pada perlakuan S3 berturut-turut sebesar 0,54 mg/l, 0,90 mg/l, dan 0,58 mg/l. Penurunan klorofil-a pada hari ke-14 disebabkan oleh nutrien yang digunakan untuk pembentukan klorofil mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya hari. Pengukuran kualitas air yang didapatkan antara lain salinitas sebesar 35,23– 40,5 ppt, pH sebesar 7,80–8,00, karbondioksida (CO2) sebesar 14,67–1,00 mg/l, nitrat sebesar 2,75–0,64 mg/l, dan orthofosfat sebesar 0,92–0,11 mg/l.88 88 Kesimpulan yang didapat yaitu, perlakuan kelimpahan Spirulina platensis yang berbeda dengan pemberian cahaya lampu dan biogas selama 12 jam/hari pada sistem fotobioreaktor tidak mempengaruhi kadar proteinnya. Spirulina platensis dengan perlakuan kelimpahan 12.500 sel/ml pada hari ke-7 memiliki kadar protein 38%. Adapun saran pada penelitian ini yaitu adanya tambahan perlakuan berupa perbedaan nutrisi untuk mengetahui perbedaan kadar protein yang dihasilkan