Analisis Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Potong Di Tulungagung (Studi Kasus Pada Dua Usaha Penggemukan Sapi Potong Skala Menengah)
Daftar Isi:
- Sapi adalah komoditi peternakan yang sangat layak untuk dikembangkan menyusul kebijakan pemerintah yang akan berswasembada daging sapi pada 2014, hal tersebut mendorong banyak masyarakat untuk mengembangkan usaha di bdaiang peternakan sapi potong. Tulungagung sebagai salah satu daerah yang mempunyai sumber daya alam yang cukup melimpah sangat layak untuk dijadikan daerah pengembangan sapi potong baik pembibitan ataupun penggemukan.Penelitian ini dilaksanakan di dua perusahaan penggemukan sapi potong yang masing-masing ada di Desa tugu, kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung dan desa Sumberejo kulon kecamatan ngunut kabupaten Tulungagung pada tanggal 9 september 2013- 9 Oktober 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya produksi, penerimaan, keuntungan, rentabilitas dan BEP yang ada di kedua perusahaan tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, dengan kasus berupa perusahaan sapi potong skala menengah dan bukan peternakan rakyat. Pengambilan sampel sesuai dengan karakteristik perusahaan yaitu perusahaan sapi potong skala menengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua perusahaan sapi potong dengan jumlah populasi 32 ekor dan 45 ekor. Kegunaan dari penelitain ini adalah untuk masyarakat yang ingin mengembangkan usaha di bidang peternakan sapi potong. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa analisa perusahaan penggemukan sapi potong di UD. Brenggolo mendapatkan hasil sebagai berikut: investasi modal sebesar Rp.13.929.163,-/ekor, biaya produksi per periode adalah Rp.14.122.448,-, penerimaan adalah Rp.15.666.667,-/ekor, laba bersih per periode adalah Rp.1.544.218,-,BEP harga adalah Rp. 14.122.448,-dan nilai rentabilitasnya49,88 % /tahun, nilai rentabilitas ini tergolong rendah karena diantara26-50 %. Analisis perusahaan penggemukan sapi potong CV. Sumber Jaya per bulan mendapatkan hasil sebagai berikut: investasi modal sebesar Rp. 13.917.456,-/ekor, biaya produksi per periode adalah Rp.14.073.887,-, penerimaan adalah Rp.16.400.000,-, laba bersih per periode adalah Rp.2.326.122,-, BEP harga adalah Rp. 14.073.887,-, dan nilai rentabilitasnya adalah 66,85 % nilai rentabilitas ini tergolong cukup.Hasil penelitian di dua lokasi ini dapat disimpulkan bahwa skala usaha dan skala kepemilikan dan volume penjualan yang lebih besar memiliki taraf efisiensi yang lebih baik, hal ini diindikasikan dari optimasi penjualan dan besarnya penerimaan yang diperoleh. Saran yang diberikan adalah perlu adanya penanganan limbah agar bisa dimanfaatkan menjadi bahan produksi untuk menambah pendapatan.