Daftar Isi:
  • Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, hal ini dapat dilihat dari berkembangnya jumlah kepemilikan ternak, pertumbuhan berat badan ternak dan tambahan pendapatan keluarga. Desa Mojojejer merupakan desa yang sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian maupun peternakan. Usaha ternak yang banyak digeluti oleh penduduk adalah usaha ternak sapi potong. Sehingga muncul gagasan pembentukkan kelompok ternak dengan usaha utama penggemukan (fattening). Pada tahun 2010 ditetapkan sebagai kawasan agribisnis sapi potong yang merupakan usaha pemerintah dalam pengembangan usaha sapi potong dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis besarnya sumbangan (kontribusi) pendapatan dari usaha ternak sapi potong pada berbagai skala usaha terhadap pendapatan rumah tangga peternak serta mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan peternak sapi potong pada berbagai skala usaha. Penelitian dilaksanakan di Desa Mojojejer Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang selama 1 bulan yaitu pada bulan Mei sampai Juni 2014. Responden sebanyak 35 peternak terseleksi dengan metode total sampling. Survei menggunakan kuisioner terstruktur dengan mewawancarai responden untuk memperoleh data primer. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Peternakan setempat, BPS, dan hasil penelitian terdahulu. Analisis deskriptif dan analisis regresi berganda digunakan untuk analisis data. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pendidikan peternak di Desa Mojojejer Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang pada skala usaha kecil sebagian besar berpendidikan SMA sebesar 32%, SMP sebesar 27%, SD sebesar 23%, dan PT sebesar 18%. Pada skala usaha sedang tingkat pendidikan SMA dan PT memiliki persentase 36%, SMP 28%, dan SD 0%. Dan skala besar 100% peternak berpendidikan PT. Umur peternak pada skala kecil berada pada usia produktif (31-59 tahun) sebesar 86% dan 14% pada usia tidak produktif (60-70 tahun), pada skala sedang peternak sapi potong berada pada usia produktif dengan persentase 82% dan 18% pada usia tidak produktif, sedangkan peternak skala besar berada pada usia produktif 100%. Pengalaman beternak berada dalam kisaran 8–15 tahun. Pengalaman beternak pada skala kecil sebagian besar memiliki pengalaman beternak 1-10 tahun dengan persentase 64%, pada skala sedang sebagian besar memiliki pengalaman 55%, dan pada skala besar seluruh peternak memiliki pengalaman 11-20 tahun dengan 100%. Peternak skala kecil memiliki anggota keluarga 1-4 orang dan 5-7 orang sebesar 50%, peternak skala sedang sebagian besar memiliki anggota keluarga 1-4 orang sebesar 73%, dan peternak skala besar 100% memiliki anggota keluarga 1-4 orang. Jumlah anggota keluarga berkaitan dengan tenaga kerja yang digunakan dalam usaha peternakan sapi potong. Semakin banyak jumlah anggota keluarga akan semakin banyak tenaga kerja yang membantu usaha peternakan sapi potong. Perhitungan jumlah kepemilikan dalam penelitian dilakukan dengan pedoman satuan ternak dan peternak dikelompokkan menjadi 3 skala kepemilikan. Sebagian besar peternak berada pada kepemilkan ternak dengan skala usaha kecil antara 1,25–5,75 satuan ternak sebesar 63% atau sebanyak 22 peternak, sedangkan peternak yang berada pada skala usaha sedang dengan kepemilikan antara 5,76–10,25 satuan ternak sebesar 31% atau sebanyak 11 peternak, dan peternak dengan skala usaha besar dengan kepemilikan ternak antara 10,26–14,75 satuan ternak sebesar 6% atau sebanyak 2 peternak. Usaha ternak sapi potong bertipe pembibitan sebanyak 43% dan bertipe campuran sebanyak 57%. Peternak pada skala kecil dan sedang menjual ternaknya ke blantik, sedangkan peternak peternak skala besar menjual ternak sapi potong ke pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan peternak sapi potong terhadap pendapatan rumah tangga peternak yang ada di Desa Mojojejer pada skala kecil sebesar 3,79 %, untuk skala sedang sebesar 30,11 % dan pada skala besar sebesar 20,07 % per tahun. Analisa regresi berganda menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak secara statistik adalah pengalaman, umur peternak, dan skala usaha. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh tidak nyata terhadap pendapatan peternak di Desa Mojojojer secara statistik adalah penguasaan lahan, anggota keluarga, tujuan pemeliharaan, dan jumlah ternak. Disimpulkan bahwa kontribusi pendapatan usaha ternak sapi potong terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Mojojejer pada peternak skala sedang (5,76-10,25 ST) rata-rata sebesar 30,11% lebih besar dibandingkan peternak pada skala besar (10,26-14,75 ST) rata-rata sebesar 20,07%, dan pada peternak skala kecil (1,25-5,75 ST) rata-rata sebesar 3,79%. Faktor-faktor yang menambah pendapatan peternak sapi potong adalah pengalaman, jumlah ternak, anggota keluarga, tujuan pemeliharaan, dan skala usaha, sedangkan faktor yang mengurangi pendapatan peternak adalah umur dan penguasaan lahan.