Strategi Pemasaran Kefir Melalui Situs Jejaring Sosial Facebook Terhadap Tingkat Keputusan Pembelian

Main Author: Arief, KharisAlimoerdhoni
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137245/1/Skripsi_Kharis_Alimoerdhoni_Arief.pdf
http://repository.ub.ac.id/137245/
Daftar Isi:
  • Omah Kefir merupakan suatu tempat yang menjual produk-produk berkhasiat untuk kesehatan. Kesadaran akan pentingnya kesehatan semakin meningkat seiring dengan majunya tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat. Pemilihan makanan tidak hanya didasarkan pada kelezatannya, tetapi juga khasiat yang terkandung dalam pangan tersebut. Salah satu produk olahan susu adalah Kefir. Pemasaran produk Kefir melalui situs jejaring sosial (facebook) tidak dibatasi oleh tempat, waktu, biaya promosi dan aktivitas jual beli bisa dilakukan secara pribadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi keputusan pembelian Kefir melalui situs jejaring sosial (Facebook) dan karakteristik konsumen yang paling dominan dalam mempengaruhi pembelian Kefir di situs jejaring sosial (Facebook). Penelitian dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner untuk mengetahui pendapat responden mengenai faktor – faktor bauran pemasaran yang mempengaruhi keputusan pembelian kefir. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidential sampling, yaitu siapa yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan responden jika dipandang cocok. Analisis data yang digunakan adalah analisis dekriptif, dan analisis faktor. Berdasarkan survey yang telah dilakukan diketahui bahwa responden kefir sebagaian besar laki–laki sebanyak 73% dan wanita sebanyak 27% dengan usia 15–20 tahun sebanyak 1% responden, usia 21–30 tahun sebanyak 27% responden, usia 31–40 tahun sebanyak 9% responden, 41–50 tahun yaitu 18% responden dan > 50 tahun sebesar 45% responden. Harga atau pengeluaran untuk membeli kefir terdiri dari Rp. <50.000 (20%), Rp. 50.000-150.000,- (50%) dan Rp. >200.000,- (30%). Hasil analisis factor dari data kefir menghasilkan lima faktor baru yang dapat mewakili 15 variabel awal yaitu informasi, keunggulan produk, kepercayaan, harga dan jaminan mutu. Kesimpulan penelitian adalah konsumen yang membeli kefir lewat jejaring sosial adalah pria, berusia diatas 50 tahun, dan bekerja sebagai wiraswasta. Bauran pemasaran yang meliputi : indeks “informasi”, indeks “keunggulan produk”, indeks “ kepercayaan”, indeks “harga”, dan indeks “jaminan mutu” mempunyai relevansi dalam pengambilan keputusan pembelian kefir melalui jejaring sosial (Facebook). Konsumen membeli kefir 3 kali dalam sebulan dengan jumlah pembelian antara Rp 50.000 – Rp 150.000.