Analisis Usaha Peternakan Kambing Pe Di Desa Jeru Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang

Main Author: Fuadi, AyikKhoirul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137233/1/3._LAMPIRAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/137233/2/2._BAB_I_-_V.pdf
http://repository.ub.ac.id/137233/3/0._COVER.pdf
http://repository.ub.ac.id/137233/3/1._RIWAYAT_HIDUP.pdf
http://repository.ub.ac.id/137233/
Daftar Isi:
  • Ternak kambing tersebar luas di wilayah Jawa Timur, salah satunya di desa Jeru. Desa Jeru merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Tumpang kabupaten Malang yang memiliki potensi dalam usaha ternak kambing dan merupakan daerah pengembangan usaha ternak kambing PE dengan adanya kelompok ternak “BROMO” sebagai gabungan peternak kambing PE di wilayah tumpang. Kelompok ternak “BROMO” yang memiliki anggota sebanyak 30 orang dengan skala kepemilikan ternak antara 5 – 70 ekor. Kelompok ternak kambing PE di Desa Jeru Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut khususnya tentang analisa kelayakan usaha yang terdiri dari laba, BEP dan rentabilitas karena dengan mengetahui perhitungan ekonomi suatu usaha maka dapat dilihat efisiensi dari suatu usaha peternakan Pengambilan data dilaksanakan di Desa Jeru Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang pada tanggal 26 Juli – 2 Agustus 2012. Latar Belakang penelitian ini adalah karena peternak perlu mengetahui model analisa BEP dan rentabilitas usaha peternakannya sebagai acuan dalam pengembangan usaha di masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya modal, biaya, penerimaan, laba, BEP dan rentabilitas pada usaha kambing PE di desa Jeru dalam satu tahun Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor desa Jeru dan kelompok ternak “BROMO” di Desa Jeru. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan rumus ekonomi yang meliputi biaya produksi (total cost), total penerimaan (total revenue), laba (profit), BEP dan rentabilitas. Jumlah responden diambil dari jumlah keseluruhan kelompok ternak “BROMO” yang ada di desa Jeru yang berjumlah 30 peternak. Peternak dibagi menjadi 2 strata berdasarkan jumlah penguasaan ternak, yaitu penguasaan ternak sebesar 0,8 ST pada strata I dan penguasaan ternak 1,3 ST pada strata II. Modal yang dibutuhkan pada strata I adalah sebesar Rp. 26.034.779,4 yang terdiri dari dari modal tetap sebesar Rp 14.621.323,5 (56,2%) dan modal kerja sebanyak Rp 11.413.455,9 (43,8%). Pada strata II modal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 23.209.703,8 yang terdiri dari modal tetap sebesar Rp 12.701.183,1 (54,7%) dan modal kerja sebanyak Rp 10.508.520,8 (45,3%). Biaya produksi yang dibutuhkan pada strata I sebesar Rp 11.413.455,9 yang terdiri dari biaya variabel sebesar Rp 6.535.881,4 dan biaya tetap sebesar Rp 4.877.573,5 Untuk Strata II biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 10.508.520,8 yang terdiri dari biaya variabel sebesar Rp 6.259.408,5 dan biaya tetap sebesar Rp 4.249.112,3. Penerimaan usaha ternak kambing PE di Desa Jeru selama satu tahun sebesar Rp 20.122.058,9 untuk strata I dan Rp 21.543.905,3 untuk strata II. Nilai penerimaan ini bersumber dari penjualan susu, penjualan anakan selama satu tahun, penjualan ternak afkir dan penjualan kotoran ternak. Laba usaha peternakan kambing PE rakyat di Desa Jeru pada Strata I sebesar 8.708.603. Pada Strata II laba yang dihasilkan adalah Rp 11.035.384,5. Pada strata I, BEP dicapai pada saat penjualan susu segar seharga Rp 21.206,7 atau penjualan susu segar sebanyak 365,2 liter dan pada strata II, BEP dicapai pada saat penjualan susu segar seharga Rp 11.528,8 atau penjualan susu segar sebanyak 546,4 liter. Nilai rentabilitas untuk strata I adalah sebasar 33,4%, pada strata II sebesar 47,5%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan kambing PE kelompok “BROMO” dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi di kelompok ternak “BROMO” kedua strata masuk dalam kategori rendah. Saran yang dapat diberikan kepada kelompok ternak “BROMO” adalah sebaikya peternak lebih megoptimalkan kambing betina dari pada kambing jantan yang dilahirkan, karea jumlah kambing jantan yang terlalu banyak hanya akan meningkatkan biaya produksi dan lebih memasyarakatkan khasiat susu kambing, sehingga diharapkan minat konsumen tentang mengkonsumsi kambing meningkat.