Pengaruh Lama Simpan Semen Dengan Pengencer Tris Aminomethan Kuning Telur Pada Suhu Ruang Terhadap Kualitas Spermatozoa Kambing Boer

Main Author: Agustian, MFajar
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137229/1/M_Fajar_Agustian_105050113111029.pdf
http://repository.ub.ac.id/137229/
Daftar Isi:
  • Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Mei sampai Juni 2014 di Laboratorium Lapang Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan lama waktu penyimpanan yang optimal pada semen kambing Boer yang diencerkan dengan tris aminomethan kuning telur pada suhu ruang. Penelitian ini berguna menambah informasi tentang penggunaan semen cair untuk menunjang keberhasilan IB. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah semen kambing Boer jantan yang dipelihara di Laboratorium Lapang Sumber Sekar. Pengambilan semen dilakukan secara rutin dengan frekuensi 2 hari sekali menggunakan vagina buatan dengan syarat kualitas semen segar memiliki motilitas ≥ 70%. Semen yang telah diencerkan kemudian diamati kualitasnya pada suhu ruang pada jam ke 0 sampai motilitas ≥ 40 %. Variabel yang diamati secara makroskopis meliputi volume, bau, konsistensi, warna dan derajat keasaman dan secara mikroskopis yang meliputi motilitas individu, motillitas massa, viabilitas, dan abnormalitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 10 ulangan. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan apabila hasil berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil analisis menunjukkan bahwa lama simpan semen kambing Boer pada suhu ruang dengan pengencer tris aminomethan kuning telur selama 0, 60, 120, 180, 240 dan 300 menit berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap motilitas individu, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa. Rata-rata motilitas individu masing-masing adalah 73,50±2,42%, 70,00±2,36%, 64,50±3,33%, 60,00±2,84%, 53,50±2,42% dan 44,00±2,11%. Rata-rata persentase viabilitas masing-masing adalah 84,67±2,63%, 83,69±2,64%, 77,24±2,43%, 67,78±3,34%, 61,29±3,15% dan 51,72±2,25%. Rata-rata persentase abnormalitas masing-masing adalah 6,72±1,06%, 8,08±0,88%, 11,30±0,98%, 15,15% ± 2,42% dan 19,59 ± 0,80%. Kesimpulan penelitian ini adalah lama simpan semen segar dengan persentase hidup rata-rata 89,26±2,63% dengan penambahan pengencer tris aminomethan kuning telur pada suhu ruang semakin lama disimpan maka kualitasnya akan semakin menurun. Lama simpan semen yang masih layak digunakan untuk IB pada perlakuan penelitian yaitu sebelum 4 jam dengan kisaran motilitas individu 53,50±2,42%, persentase hidup 61,29±3,15%, dan abnormalitas 15,15±2,42%. Disarankan semen kambing Boer yang telah ditampung kemudian diencerkan pada suhu ruang untuk keperluan IB sebaiknya diinseminasikan pada kambing Boer betina tidak melebihi waktu penyimpanan 4 jam untuk memberikan hasil yang terbaik.