Analisis Keuntungan, Break Even Point Dan R/C Ratio Pada Usaha Peternakan Ayam Pedaging Pola Kemitraan Dengan Sistem Close House Dan Open House Di Kabupaten Kediri
Main Author: | Komariyah, Nurul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/137228/1/SRIPSI_NURUL_KOMARIYAH.pdf http://repository.ub.ac.id/137228/ |
Daftar Isi:
- Broiler atau ayam ras pedaging merupakan ternak yang efisien dalam menghasilkan daging. Ayam pedaging mempunyai potensi yang besar dalam memberikan sumbangan terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia, karena sifat proses produksi relatif cepat dan hasilnya dapat diterima masyarakat luas. Kabupaten Kediri merupakan salah satu kawasan peternakan ayam pedaging di Jawa Timur yang masih membutuhkan pengembangan. Tingkat perkembangan populasi ayam pedaging di Kabupaten Kediri tersebar hampir secara merata salah satunya di Kecamatan Wates. Kecamatan Wates mempunyai populasi ayam pedaging sebanyak 156.157 ekor atau 5,95 % dari total populasi ayam pedaging di Kabupaten Kediri yang berjumlah 2.623.200 ekor. Penelitian ini dilaksanakan di peternakan ayam pedaging pola kemitraan dengan sistem close house dan open house di Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, pada tanggal 5 sampai 30 April 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya produksi dan penerimaan serta mengetahui besarnya pendapatan atau keuntungan, BEP dan R/C ratio pada usaha peternakan ayam pedaging pola kemitraan dengan sistem close house dan open house di Kabupaten Kediri. viii Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus dengan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan mencantumkan rumus ekonomi untuk menghitung biaya produksi, penerimaan, pendapatan/keuntungan, BEP dan R/C ratio pada peternakan ayam pedaging pola kemitraan dengan sistem close house dan open house . Hasil dari penelitian menunjukkan modal yang dikeluarkan sebesar Rp. 110.157,-/kg/tahun (close house) dan Rp. 98.148,-/kg/tahun (open house). Biaya produksi yang dikeluarkan adalah Rp. 89.726,-/kg/tahun (close house) dan Rp. 90.343,-/kg/tahun (open house). Penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 100.980,-/kg/tahun (close house) dan sebesar Rp. 100.028,-/kg/tahun (open house). Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 10.254,-/kg/tahun atau (close house) dan Rp. 9.685,-/kg/tahun (open house). BEPpenerimaan Rp.707.462.419,-/periode (close house) dan Rp. 170.425.919,-/periode (open house), BEPharga per ekor sebesar Rp. 30.105,- (close house) dan Rp. 29.511,- (open house), BEPharga per kg Rp. 15.415,- (close house) dan Rp. 15.266,- (open house), BEPekor sebesar 21.745,53 ekor/periode (close house) dan 5.270,00 ekor/periode (open house). BEPproduk sebesar 42.618,22 kg/periode (close house) dan 10.328,84 kg/periode (open house). MOS sebesar 2,87% atau Rp. 20.923.965,- (close house) dan 3,15% atau Rp. 5.548.053,- (open house). Nilai R/C ratio sebesar 1,04 pada sistem close house dan 1,03 open house, artinya bahwa setiap setiap penggunaan biaya produksi sebesar Rp. 1.000.000,- akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.040.000,- pada close house dan Rp. 1.030.000,- pada open house. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu secara ekonomi pemeliharaan ayam sistem close house lebih menguntungkan daripada sistem open house namun dalam segi ix efisiensi lebih menguntungkan peternakan sistem open house. Disarankan peternak yang ingin mendirikan kandang dengan jangka panjang untuk pemeliharaan ayam pedaging disarankan menggunakan kandang sistem close house namun, jika ingin mendirikan kandang dengan jangka pendek menggunakan kandang sistem open house. Adanya penelitian lebih lanjut mengenai kinerja finansial peternakan dengan membandingkan peternakan sistem close house dan sistem open house.