Daftar Isi:
  • Mastitis merupakan penyakit yang sering menginfeksi bagian ambing sapi perah yang disebabkan oleh bakteri, zat kimia, luka termis atau luka mekanis. Pengobatan mastitis salah satunya dengan menggunakan antiseptik kimia dan alami dalam teat dipping. Penggunaan tanaman merupakan cara alami atau antiseptik alami yang berasal dari alam, salah satu dari tanaman tersebut yaitu tumbuhan kersen. Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai tanggal 5 April sampai dengan 5 Mei 2014 di Laboratorium Bakteriologi Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Universitas Brawijaya Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan pelarut asam sitrat, aquades, etanol dan metanol terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae yang menyebabkan mastitis subklinis pada sapi perah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya dan para peternak sapi perah khususnya sebagai inovasi baru mengenai penggunaan bahanbahan alami seperti daun kersen sebagai alternatif antibakteri untuk mencegah mastitis pada sapi perah. Materi penelitian ini menggunakan bakteri Streptococcus agalactiae yang diisolasi dari susu mastitis dengan skor 3 berdasarkan hasil uji California Mastitis Test (CMT), ekstrak daun kersen dengan asam sitrat, aquades, etanol dan metanol. Metode yang digunakan pada penelitian adalah percobaan laboratorium dengan analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) untuk menguji ekstrak daun kersen dengan pelarut asam sitrat, aquades, etanol dan metanol menggunakan metode difusi cakram. Konsentrasi ekstrak daun kersen dengan asam sitrat dan aquades divariasikan mulai dari 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, etanol dan metanol divariasikan 50%, sedangkan sebagai kontrol adalah etanol 96%, metanol 96% dan Iodip 10% sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan menghasilkan diameter zona hambat terhadap pertumbuhan Streptococcus agalactiae dengan larutan iodips yang merupakan pembanding zat antibakteri. Nilai rata-rata diameter zona hambat masing-masing ekstrak daun kersen yang mampu mengimbangi kemampuan iodips adalah asam sitrat dengan konsentrasi 30%, 40%, 50% yaitu masingmasing 3,60 mm, 3,70 mm, 4,25 mm, aquades dengan konsentrasi 20%, 30%, 40%, 50% yaitu 3,65 mm, 4,00 mm, 4,50 mm, 4,65 mm sedangkan etanol dan metanol dengan konsentrasi 50% yaitu 4,40 mm dan 4,55 mm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun kersen dengan pelarut asam sitrat, aquades, etanol dan metanol dapat menghambat aktivitas bakteri Streptococcus agalactiae. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun kersen dengan pelarut asam sitrat, aquades, etanol dan metanol maka semakin besar diameter daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae. Ekstrak daun kersen dengan pelarut aquades lebih baik daripada pelarut asam sitrat, etanol, dan metanol. Hasil dari penelitian ini disarankan ekstrak daun kersen dengan pelarut asam sitrat, aquades, etanol dan metanol dapat digunakan sebagai teat dipping dalam mencegah mastitis subklinis pada sapi perah.