Nilai Htc (Heat Tolerance Coefficient) Pada Kambing Peranakan Ettawah Betina Dara Sebelum Dan Sesudah Diberi Nilai Htc (Heat Tolerance Coefficient) Pada Kambing Peranakan Ettawah Betina Dara Sebelu

Main Author: Darmawan, Wawan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137179/1/a5_skripsi_FULL_RICH_TEKS_FORMAT.pdf
http://repository.ub.ac.id/137179/
Daftar Isi:
  • Pengumpulan data penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2013 sampai Februari 2014 di Peternakan Kambing PE Bumiaji, Kota Batu. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon nilai HTC kambing PE betina dara yang dipelihara didaerah dataran tinggi sebelum dan sesudah diberi konsentrat dengan ketinggian 600 m dpl (Peternakan Agus Farm Kecamatan Bumiaji, Kota Batu) berdasarkan nilai Heat Tolerance Coefficient (HTC). Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 15 ekor Kambing Peranakan Ettawah (PE) betina dara yang berumur 10-11 bulan. Kambing dikelompokkan berdasarkan umur, diberi pakan kangkung kering, ampas tahu, pollard dan molasses. Metode penelitian yang digunakan adalah metode purposive sampling, deskriptif disertai pengamatan secara langsung dengan analisis data Uji t berpasangan. Variabel yang diamati yaitu Kambing PE betina dara, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, suhu lingkungan dan kelembaban udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrat sebelum dan sesudah pada pagi dan siang tidak berbeda nyata terhadap nilai HTC sebesar 1,99±0,03- 2,03±0,02. Frekuensi pernafasan pada Kambing Peranakan Ettawah (PE) betina dara sebelum dan sesudah diberi konsentrat pada pagi dan siang berpengaruh nyata sebesar 22,38±0,31-29,65±0,49. Suhu tubuh Kambing PE betina dara sebelum dan sesudah diberi konsentrat pada pagi dan siang tidak berbeda nyata sebesar 38,16±0,27-38,51±0,04. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa frekuensi pernafasan sesudah diberi konsentrat lebih tinggi. Hal ini disebabkan ketinggian tempat dan status pemberian konsentrat yang diolah secara metabolis menyebabkan frekuensi pernafasan meningkat, tapi tidak berpengaruh nyata pada suhu tubuh dan nilai Heat Tolerance Coefficient (HTC). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dataran tinggi dan pemberian konsentrat menyebabkan frekuensi pernafasan meningkat, namun tidak berpengaruh terhadap suhu tubuh dan nilai HTC. Hal ini masih dalam kisaran normal.