Bobot Lahir, Litter Size, Dan Bobot Sapih Hasil Persilangan Kambing Boer Dengan Kambing Kacang Generasi I Pada Kelompok Umur Induk Berbeda Di Peternakan Komersial

Main Author: Dewa, EkaAdhaPutra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137143/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/137143/
Daftar Isi:
  • Peningkatan populasi penduduk, tingkat kesejahteraan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya protein hewani menyebabkan meningkatnya permintaan sumber protein hewani. Berdasarkan data statistik, konsumsi daging total perkapita pertahun adalah 6,48 kg pada tahun 2009 dan meningkat 7,5% pada tahun 2010 menjadi 6,965 kg perkapita. Konsumsi daging kambing sebanyak 2,32% dari konsumsi daging total, yaitu 0,15 kg perkapita pertahun pada tahun 2007 dan cenderung stabil pada sampai tahun 2010. Kambing Boer merupakan salah satu jenis kambing pedaging unggul yang didatangkan ke Indonesia. Keunggulan genetik yang dimiliki kambing Boer adalah pertumbuhan cepat, mudah beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan, mempunyai kualitas daging yang bagus sesuai dengan konformasi tubuhnya, serta mempunyai sifat reproduksi yang baik. Kambing kacang merupakan kambing lokal asli Indonesia. Tubuh kambing kacang relatif kecil, kepala ringan dan kecil, telinga pendek dan tegak lurus mengarah ke atas depan, dengan kehidupan yang sederhana, memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat dan reproduksinya dapat digolongkan sangat tinggi. Persilangan kambing Boer galur murni (pure breed) dengan kambing lokal diharapkan mampu meningkatkan produktivitas kambing lokal. Penelitian ini dilaksanakan di peternakan komersial CV. Kambing Burja desa Giripurno, kec. Bumiaji kota Batu. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Januari sampai dengan Februari 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui bobot lahir, litter size, dan bobot sapih hasil persilangan kambing Boer dengan kambing Kacang generasi I pada beberapa kelompok umur induk di peternakan komersial. Kegunaan dari penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan peternak dalam memelihara dan memilih ternak kambing Kacang pada umur yang mempunyai nilai genetik tinggi, sehingga menghasilkan keturunan dengan produktivitas yang optimal. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing 154 kambing keturunan pertama hasil persilangan kambing Boer dan kambing Kacang dengan induk berjumlah 108 ekor memiliki recording yang terdiri dari 16 induk PI3, 80 induk PI4 dan 12 induk > 5 tahun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dan pengamatan langsung di lapang. Penentuan lokasi dan sampel menggunakan purposive sampling. Variabel yang diamati adalah bobot lahir, litter size, dan bobot sapih. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji anova, apabila terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata pada setiap perlakuan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bobot lahir anak dari induk PI3, PI4, dan PI5 secara berturut-turut adalah 2,48 ± 0,4 ; 2,49 ± 0,42 dan 2,34 ± 0,34. Umur induk tidak memberikan pengaruh yang nyata (P < 0,05) terhadap bobot lahir hasil persilangannya. Rata-rata litter size induk PI3, PI4, dan > 5 tahun secara berturut-turut adalah 1,62 ± 0,62 ; 1,52 ± 0,55 dan 1,67 ± 0,49. Umur induk tidak memberikan pengaruh yang nyata (P > 0,05) terhadap litter size hasil persilangannya. Rata-rata bobot sapih anak dari induk PI3, PI4, dan > 5 tahun secara berturut-turut adalah 16,89 ± 5,04 ; 15,27 ± 4,37 dan 13,40 ± 4,11. Umur induk memberikan pengaruh yang sangat nyata (P < 0,05) terhadap bobot sapih hasil persilangannya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah umur induk tidak memberikan pengaruh yang nyata (P > 0,05) terhadap bobot lahir dan litter size sedangkan umur induk memberikan pengaruh yang nyata (P < 0,05) terhadap bobot sapih. Semakin bertambahnya umur induk makan bobot sapih anak semakin menurun. Berdasarkan penelitian ini maka dapat disarankan untuk memperhatikan faktor pakan dan manajemen pemeliharaan induk serta anak yang dilahirkan. Pakan dan manajemen pemeliharaan sangat mempengaruhi produktivitas anak yang dilahirkan nantinya.