Daftar Isi:
  • Budidaya ternak lebah madu merupakan salah satu usaha yang dapat membantu pemerintah dalam upaya mewujudkan pembangunan subsektor dibidang peternakan. Usaha ini sangat baik dikembangkan karena memiliki masa pemeliharaan yang berkelanjutan dan masa panen yang singkat serta memiliki produktifitas yang tinggi dalam menghasilkan produk peternakan. Keadaan musim kemarau atau musim penghujan yang tidak menentu dan berkepanjangan menjadikan proses pembungaan menjadi terganggu. Keadaan ini dapat mengurangi ketersediaan pakan lebah yang berdampak pada penurunan produksi lebah sampai dengan banyak lebah pekerja yang meninggalkan sarang. Peternak lebah madu dalam memenuhi kebutuhan energi saat ini sudah ada yaitu dengan cara memberikan air gula, namun dalam memenuhi kebutuhan protein peternak harus menyisihkan pollen grain yang ditangkap dengan menggunakan pollen trap. Pollen grain yang diberikan oleh peternak belum tentu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lebah madu, hal ini dikarenakan polen yang disukai lebah belum tentu berasal dari pollen grain, namun polen yang sudah masuk ke dalam sarang dapat dipastikan polen yang akan dikonsumsi oleh lebah karena telah mengalami pengolahan,dapat diduga polen di dalam sarang (bee bread) memiliki kualitas yang lebih dibandingkan dengan polen di luar sarang (pollen grain), berdasarkan hal tersebut perlu adanya penelitian yang dilaksanakan untuk mengkaji kualitas pollen grain dan bee bread ditinjau dari kandungan kadar protein, lemak dan air. Penelitian ini dilaksanakan di peternakan lebah madu Apis mellifera Desa Sukorejo, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di lapang mulai 24 Agustus sampai dengan 4 September 2013 dan dilanjutkan ke Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya Malang pada tanggal 18 November sampai dengan 28 November 2013. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kualitas nutrisi pollen grain dan bee bread ditinjau dari kadar protein, kadar lemak dan kadar air. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai strategi dalam mencukupi pakan lebah pada saat sedikitnya polen yang tersedia di areal penggembalaan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah koloni lebah madu Apis mellifera sebanyak 12 stup atau 12 koloni yang berisi setiap stup 9 sisiran aktif dengan posisi berjajar kesamping. Metode yang digunakan adalah metode eksplorasi dengan menggunakan analisis uji t tidak berpasangan dengan 2 perlakuan dan 12 ulangan. Adapun perlakuan tersebut adalah polen yang diambil sebelum memasuki sarang dan polen yang diambil sesudah memasuki sarang. Variabel yang diukur adalah kandungan kadar protein, kadar lemak dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein pollen grain dan bee bread yaitu 11,98 % dan 13,01 %. Kadar lemak pollen grain dan bee bread yaitu 0,45 % dan 0,69 %. Kadar air pollen grain dan bee bread yaitu 26,25 % dan 24,23 %. Menunjukkan bahwa kadar protein (%), kadar lemak (%) dan kadar air (%) pollen grain dan bee bread memberikan perbedaan yang sangat signifikan (P<0,01). Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa bee bread memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan pollen grain, yang mana memiliki kadar protein 13,01 % dan kadar lemak 0,69 % lebih tinggi dari pada pollen grain. Kadar air bee bread 24,23 % lebih rendah yang mana dapat memberikan masa simpan lebih lama dibandingkan dengan pollen grain. Disarankan sebaiknya strategi penggunaan polen pada saat sedikitnya polen yang tersedia di areal penggembalaan dengan menggunakan bee bread sebagai pakan lebah dibandingkan pollen grain, hal ini dikarenakan bee bread memiliki nutrisi lebih tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lebah madu.