Perbandingan Kadar Air Dan Aktivitas Enzim Diastase Madu Lebah Apis Mellifera Di Kawasan Penggembalaan Mangga (Mangifera Indica) Dan Kawasan Penggembalaan Karet (Hevea Brasilliensis)”

Main Author: Novitawati, PraditaAjeng
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137128/1/Pradita_Ajeng_Novitawati-SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/137128/
Daftar Isi:
  • Budidaya lebah madu Apis mellifera merupakan salah satu budidaya yang sangat menguntungkan. Faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan budidaya lebah madu salah satunya adalah sumber pakan yang tercukupi. Polen dan nektar yang terdapat pada bunga tanaman merupakan pakan lebah yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Madu merupakan hasil utama dari usaha peternakan lebah yang bermanfaat karena nilai gizi dan khasiatnya yang tinggi. Budidaya lebah madu Apis mellifera yang belum ditangani secara baik akan menurunkan kualitas dan produksi madunya. Kualitas madu di Indonesia masih rendah karena kadar air masih sekitar 25%. Kadar air yang tinggi disebabkan penanganan panen terlalu dini, yaitu sebagian besar sarang masih belum tertutup lilin. Aktivitas enzim diastase merupakan parameter yang bisa digunakan sebagai indikator kemurnian madu karena enzim tersebut berasal dari tubuh lebah. Penelitian ini dilaksanakan di peternakan lebah madu Apis mellifera Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan dan di Desa Keling, Kecamatan Sambung Oyot, Kabupaten Jepara yang dimulai dari bulan Agustus 2013 sampai Januari 2014. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kadar air dan aktivitas enzim diastase madu lebah Apis mellifera di kawasan penggembalaan mangga (Mangifera indica) dan kawasan penggembalaan karet (Hevea brasilliensis). Kegunaan dari penelitian ini untuk menambah informasi mengenai kualitas madu lebah Apis mellifera berdasarkan kadar air dan aktivitas enzim diastase di kawasan penggembalaan mangga (Mangifera indica) dan kawasan penggembalaan karet (Hevea brasilliensis), sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi para peternak lebah madu untuk menentukan areal penggembalaan yang sesuai dengan kualitas madu yang diinginkan peternak. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah koloni lebah madu Apis mellifera sebanyak 24 stup. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian lapang ini adalah metode survey di kawasan penggembalaan mangga dan kawasan penggembalaan karet. Masing-masing penggembalaan menggunakan 12 kotak lebah. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan t-student tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas madu lebah Apis mellifera berdasarkan kadar air dan aktivitas enzim diastase memiliki perbedaan yang signifikan (P<0,05) di kawasan penggembalaan mangga dan kawasan penggembalaan karet. Rata-rata kadar air madu yang diperoleh pada kawasan penggembalaan mangga sebesar 20,2±1,2% dan aktivitas enzim diastase sebesar 24,6±1,2DN sedangkan rata-rata kadar air madu pada kawasan penggembalaan karet sebesar 23,0±1,3% dan aktivitas enzim diastase sebesar 20,9±0,6DN. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini bahwa kualitas madu lebah Apis mellifera berdasarkan kadar air dan aktivitas enzim diastase madu di kawasan penggembalaan mangga menghasilkan mutu madu yang lebih baik dibandingkan kawasan penggembalaan karet. Saran dari penelitian ini adalah lebah madu Apis mellifera dapat digembalakan di kawasan penggembalaan mangga untuk menghasilkan kualitas kadar air dan aktivitas enzim diastase madu yang baik, faktor internal yang dapat mempengaruhi kualitas madu seperti kandungan sukrosa nektar maupun polen, perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui pengaruhnya terhadap produksi maupun kualitas madu yang dihasilkan serta pemanenan umur madu pada sistem penggembalaan tanaman karet, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut karena diketahui pada pemanenan umur 14 hari masih didapatkan kadar air yang tinggi.