Perbedaan Kualitas Semen Sapi Limousin Hasil Sexing Menggunakan Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll Dengan Lama Waktu Yang Berbeda Dengan Media Pengencer Cep-2 + 10% Kuning Telur Pada Suhu 5°C

Main Author: Puspitasari, Iis
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137021/1/051306029.pdf
http://repository.ub.ac.id/137021/
Daftar Isi:
  • Salah satu contoh dari bioteknologi reproduksi tersebut adalah sexing spermatozoa. Ada berbagai macam metode sexing, salah satunya adalah metode sexing dengan cara sentrifugasi gradient densitas percoll. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas semen hasil sexing menggunakan sentrifugasi gradient densitas percoll menggunakan media pengencer CEP-2 + 10% Kunig Telur Pada Suhu 5°C. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni – Juli 2012 di Laboratorium Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Metode penelelitian yang digunakan adalah metode percobaan laboratorium. Perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 10 kali. Analisa data yang digunaakan adalah uji t independen. Pengamatan kualitas spermatozoa meliputi motilitas, viabilitas, abnormalitas, konsentrasi dan total spermatozoa motil. Konsentrasi percoll yang digunakan untuk menyusun gradien adalah 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%, 55%, 60% dan 65%. Hasil penelitian menunjukkan 1). persentase motilitas, abnormalitas, viabilitas spermatozoa sesudah sexing pada suhu 5 °C lapisan atas menggunakan sentrifugasi 5 menit tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan 7 menit. Konsentrasi dan total spermatozoa motil hasil sexing pada suhu 5 °C menggunakan sentrifugasi 5 menit berbeda nyata (P<0,05) dengan sentrifugasi 7 menit 2). Persentase motilitas, abnormalitas, viabilitas, konsentrasi, dan total spermatozoa motil sesudah sexing pada suhu 5 °C lapisan bawah menggunakan sentrifugasi 5 menit tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan 7 menit 3). Rata-rata presentase motilitas, viabilitas, konsentrasi, dan total spermatozoa motil menggunakan sentrifugasi 5 menit lebih tinggi dibandingkan dengan sentrifugasi 7 menit,dan abnormalitas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan sentrifugasi 7 menit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah didapatkan kualitas semen hasil sexing yang lebih baik dengan menggunakan sentrifugasi 5 menit daripada menggunakan sentrifugasi 7 menit. Saran dari penelitian ini adalah dalam produksi semen sexing dengan sentrifugasi gradient densitas percoll menggunakan media pengencer CEP-2 +10% kuning telur sebaiknya menggunakan sentrifugasi 5 menit.