Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilaksanakan pada divisi Breeding di PT. Widodo Makmur Perkasa Unit Farm Cianjur, terletak di Jl. Alternatif Cianjur Jonggol Km. 10, Desa Mentengsari, Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan pada 1 Oktober – 1 Desember 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mencari hubungan bobot badan induk dengan bobot lahir Sapi Brahman Cross pada jenis kelamin yang berbeda. Materi yang digunakan pada penelitian adalah sapi Brahman cross sebanyak 100 ekor, sampel dipilih secara purposif sampling . Variabel yang diamati adalah bobot badan induk, bobot lahir pedet dan jenis kelamin. Analisa data menggunakan uji Korelasi Pearson untuk mengetahui adanya hubungan, Regresi Linier Sederhana untuk mengetahui besarnya hubungan dan Uji t untuk mengetahui perbedaan antara bobot lahir pedet pada paritas yang berbeda dan jenis kelamin yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan jumlah kelahiran betina lebih banyak dari kelahiran jantan. Yaitu 48,70% untuk jantan dan 51,30% untuk betina. Kisaran bobot lahir pedet jantan dan pedet betina antara 20-35 kg, bobot lahir pedet jantan lebih tinggi bila dibandingkan dengan bobot pedet betina yaitu 26,99 ± 4,51 kg, sedangkan pada pedet betina 25,44 ± 4,71 kg. Terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) pada kelahiran jantan antara paritas I, II dan III. Pada paritas I terdapat hubungan yang nyata (P<0,05) antara bobot badan induk dan bobot lahir, hasil analisa menunjukkan adanya korelasi positif dengan persamaan regresi Y = 14,575 + 0,037x (r=0,469) pada jantan dan Y= 14.255+0,030x (r=0,496) pada bobot lahir pedet betina. Pada paritas II terdapat korelasi positif, tetapi tidak terdapat hubungan yang nyata (P>0,05) antara bobot badan induk dan bobot lahir pedet jantan dengan persamaan regresi Y=27,20+0,002x (r= 0,002) dan pada bobot lahir pedet betina dengan persamaan regresi Y= 23,39+0,006x (r= 0,002). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara bobot badan induk dengan bobot lahir pedet. Bobot badan induk berpengaruh sebesar 22% pada pedet betina dan 24.6% pada pedet jantan. Bobot lahir pedet jantan lebih besar dibandingkan bobot lahir pedet betina. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh non genetik seperti lingkungan, diantaranya pakan dan manajemen pemeliharaan. Saran yang dapat disampaikan adalah Untuk memperoleh bobot lahir pedet yang besar, sebaiknya dipilih induk yang memiliki bobot badan yang besar. Diperlukan adanya perbaikan manajemen pakan untuk memperoleh bobot lahir yang besar.