Analisis Kinerja Finansial Peternakan Broiler Antara Pola Kemitraan Dan Pola Mandiri (Studi Kasus Di Kabupaten Jombang

Main Author: Wijayanto, Nanang
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/136963/1/SKRIPSI_oo.pdf
http://repository.ub.ac.id/136963/2/Daftar_isi%2Cabtrack.pdf
http://repository.ub.ac.id/136963/3/SAMPUL_SKIPSI_.pdf
http://repository.ub.ac.id/136963/
Daftar Isi:
  • Penelitian Ini Dilaksanakan Di Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur Pada Bulan Bulan Maret Sampai April 2013. Tujuan Penelitian Ini Adalah Untuk Menganalisis Kelembagaan Dan Membandingkan Tingkat Keuntungan Usaha Ternak Broiler Dan Pola Kemitraan Dan Mandiri Sehingga Dapat Memberikan Gambaran Yang Menyeluruh Tentang Peternakan Broiler Di Kabupaten Jombang Dan Sebagai Masukan Bagi Pengambil Keputusan Dalam Pengembangan Ekonomi, Khususnya Pengembangan Usaha Peternakan Di Wilayahnya. Data Yang Digunakan Adalah Data Primer Dan Data Sekunder. Jumlah Responden Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah 10 Orang Untuk Peternak Pola Mandiri Dan 20 Orang Peternak Pola Kemitraan. Analisis Yang Digunakan Adalah Analisis Deskriptif Dan Kuantitatif. Analisis Deskriptif Digunakan Untuk Mengetahui Kelembagaan Usaha Ternak Kemitraan. Analisis Kuantitatif Digunakan Untuk Mengetahui Mana Yang Lebih Menguntungkan Dari Usaha Ternak Broiler Pola Kemitraan Atau Pola Mandiri Yakni Dilihat Dari Besarnya Pendapatan Peternak Dan Efisiensi Usaha Ternak Digunakan Analisis Finansial Yaitu Analisis Pendapatan Dan Biaya (R/C Ratio). Berdasarkan Hasil Penelitian Diperoleh Bahwa Responden Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Sebagian Besar Berpendidikan SMA Dan Berumur 41 -50 Tahun Baik Pada Peternakan Dengan Pola Kemitraan Dan Mandiri. Perusahaan Inti Mempunyai Struktur Organisasi Yang Relatif Sama Yaitu Terdiri Dari Presiden Direktur, Vice President , General Manager Of Marketing , General Manager Of Production , Dan Manajer. Sedangkan Perusahaan Inti Yang Berperan Sebagai Anak Cabang Mempunyai Struktur Organisasi Yang Dikepalai Oleh Seorang Kepala Cabang ( Branch Head ), Dimana Kepala Cabang Ini Langsung Di Bawah Koordinasi Manajer Yang Dibantu Oleh Supervisor Produksi Dan Supervisor Pemasaran. Di Lapangan, Peternak Berhubungan Secara Langsung Dengan Pekerja Teknis Lapangan (PTL) Atau Technical Service (TS). Sedangkan Untuk Urusan Administrasi Dan Keuangan, Peternak Berhubungan Secara Langsung Dengan Petugas Administrasi. TS Atau PT Kelembagaan Kemitraan Broiler Di Kabupaten Jombang Dilaksanakan Dengan Pola Koordinasi Vertikal Oleh Perusahaan Inti, Dimana Informasi Dan Pengambilan Keputusan Tersentralisasi Pada Perusahaan Inti. Masing-Masing Peternak Kemitraan Berhadapan Langsung Dengan Perusahaan Inti Melalui TS ( Technical Service ) Dan Peternak Bersifat Pasif (Hanya Melaksanakan Kontrak Yang Telah Dibuat Perusahaan Inti). Perjanjian Atau Kontrak Yang Dibuat Oleh Perusahaan Inti Masih Kurang Jelas Dan Tidak Terperinci Khususnya Mengenai Harga Dan Kualitas Input Yang Dikreditkan Kepada Peternak, Penentuan Proporsi Insentif Jika Terjadi Perbedaan Harga Dengan Harga Pasar Serta Kriteria Broiler Yang Dibeli. Peternak Peserta Kemitraan Mempunyai Persepsi Positif (Merasa Diuntungkan) Dengan Adanya Pembinaan Dan Pelatihan Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Inti. Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Terjadinya Konflik Antara Perusahaan Inti Dan Plasma Seringkali Disebabkan Oleh Adanya Sifat Opportunisme Dari Perusahaan Inti, Yakni Mencari Keuntungan Sebesar-Besarnya Bagi Dirinya Sendiri. Dalam Kasus Kemitraan Peternakan Broiler Di Kabupaten Jombang Ini, Pihak Yang Tidak Mematuhi Kesepakatan Justru Lebih Sering Dilakukan Oleh Perusahaan Inti. Hasil Analisis Finansial Menunjukkan Bahwa Pendapatan Peternak Dengan Pola Mandiri Di Kabupaten Jombang Lebih Menguntungkan (Lebih Efisien) Dibandingkan Dengan Peternak Dengan Pola Kemitraan. Disarankan Sebaiknya Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang Menjalankan Fungsi Pengawasan Terhadap Kontrak Dan Pelaksanaan Kerjasama Kemitraan Yang Dilakukan Peternak Dengan Perusahaan Inti Untuk Memperkecil Persepsi Dan Partisipasi Negatif Peserta Kemitraan Terutama Dalam Hal Pembagian Hasil Dan Pemberian Insentif.