Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Pada Ransum Pakan Terhadap Kualitas Semen Itik Mojosari

Main Author: Wahyuningtyas, FirlyAri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/136882/1/SKRIPSI_Firly_A.W._%280810550018%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/136882/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya pada tanggal 10 -24 September 2012 selama 14 hari. Pengujian kualitas semen itik Mojosari jantan dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh tepung limbah kulit manggis terhadap kualitas semen itik Mojosari yang meliputi pemeriksaan makroskopis yakni: penilaian terhadap warna, bau, kekentalan atau konsistensi dan derajat keasaman atau pH. Pemeriksaan mikroskopis meliputi penghitungan konsentrasi, motilitas, jumlah spermatozoa hidup dan penghitungan jumlah spermatozoa yang abnormal. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengaruh tepung kulit manggis terhadap kualitas semen itik Mojosari baik secara makroskopis maupun mikroskopis, serta mampu menjadi bahan pustaka dan rujukan terhadap penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Materi yang digunakan pada penelitian ini digunakan itik Mojosari jantan sebanyak 40 ekor pada umur 10 bulan.Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan yang dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat perlakuan. Setiap perlakuan di ulang 5 kali dan setiap ulangan digunakan 2 ekor itik jantan, dengan perlakuan: P0 = tanpa pemberian tepung kulit manggis, P1 = dengan pemberian tepung kulit manggis 1 g/ekor, P2 = dengan pemberian tepung kulit manggis 2 g/ekor, dan P3 = dengan pemberian tepung kulit manggis 3 g/ekor. Hasil penelitian ini diketahui bahwa uji kualitas semen itik Mojosari yakni makroskopis meliputi: pH (P0, P1, P2 dan P3 sebesar 7 ± 0) dan warna semen putih susu dengan konsistensi kental, bau semen khas ternak, sedangkan mikroskopis meliputi: konsentrasi (P0 = 3.320 juta/ml ± 491,93 , P1 = 4.090 ± 96,18 , P2 = 3.660 ± 426,32, dan P3 = 3.265 ± 403,73), persentase spermatozoa motil (P0 = 77,6 % ± 4,88, P1 = 82,2 ± 2,17, P2 = 81 ± 2,24, dan P3 = 80 ± 0), persentase spermatozoa hidup (P0 = 79,72 % ± 6,99, P2 = 82,9 ± 2,71, P3 = 80,67 ± 2,22 dan P3 =81,13 ± 2,87 ), persentase spermatozoa abnormal (P0 = 13,96 % ± 2,69, P1 = 20,60 ± 2,43, P2 = 17,99 ± 7,33, dan P3 = 24,18 ± 4,24) . Berdasarkan hasil statistik diketahui bahwa penambahan tepung kulit manggis memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap persentase spermatozoa abnormal dan konsentrasi, dan tidak memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap persentase spermatozoa motil dan persentase spermatozoa hidup. Kesimpulan yang dapat diambil adalah pemberian tepung kulit manggis dapat meningkatkan kualitas semen, meliputi warna, bau, konsistensi, pH, konsentrasi, persentase spermatozoa motil, persentase spermatozoa hidup dan persentase spermatozoa abnormal. Saran yang dapat disampaikan adalah perlu dilakukan analisa lebih lanjut mengenai kandungan xanthon yang terdapat dalam kulit menggis dengan menggunakan ekstraksi kulit manggis.