Analisis Faktor-Faktor Produksi Usaha Budidaya Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Di Dusun Taman Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan

Main Author: Saputro, Niko Aurora
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13674/
Daftar Isi:
  • Pesisir pantai menjadi potensi yang yang sangat besar untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan terutama budidaya tambak. Salah satu komoditi perikanan yang semakin berkembang adalah usaha budidaya pembesaran udang vaname. Udang vaname merupakan salah satu komoditi unggulan di indonesia bahkan untuk saat ini sudah bisa mencapai pasar ekspor. Dusun Taman merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah tambak udang cukup banyak di daerah Kabupaten Pacitan. Dengan perkembangan usaha tersebut masyarakat dusun taman saat ini bisa mendapatkan hasil yang baik dari segi ekonomi. Untuk meningkatkan hasil produksi, maka peneliti ingin mengidentifikasi faktor-faktor produksi yang mempengaruhi hasil produksi dari usaha budidaya pembesaran udang vaname di Dusun Taman mampu mengalokasikan input yang dimiliki untuk memperoleh produksi potensial yang bisa dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan karakteristik tambak udang vaname di Dusun Taman Pacitan, (2) Menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi tambak udang vaname di Dusun Taman Pacitan, (3) mengalisis Return to Scale tambak udang vaname di Dusun Taman Pacitan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai Agustus 2018. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi sebanyak 50 pemilik tambak udang vaname dengan sampel sebanyak 34 orang. Jenis data yang digunakan adalah data primer dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, kuesioner, observasi dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder melalui data dokumen dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan dan Kantor Desa Hadiwarno. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi jumlah produksi pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) adalah analisis regresi berganda dengan variabel independen yaitu luas tambak (X1), kepadatan (X2), pakan (X3), curahan kerja (X4), serta variabel dependen (Y) adalah jumlah produksi pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei). Usaha budidaya pembesaran udang vaname di Dusun Taman Kabupaten Pacitan bermula dari datangnya sebuah perusahaan untuk membuat tambak percontohan dan kepentingan perusahaan kemudian dicontoh oleh empat orang masyarakat setempat karena dari tambak percontohan tadi mendapatkan hasil yang baik dan menguntungkan seiring berjalannya waktu pemilik tambak semakin meningkat hingga saat ini berjumlah 50 orang. Karakteristik responden pada pemilik tambak budidaya pembesaran udang vaname di Dusun Taman adalah petambak terbanyak pada usia 30-39 tahun, pendidikan terakhir SMA, luas tambak yang digunakan 500-1000 m2, jumlah kepadatan 100-110 ekor/m2, jumlah pakan pelet yang digunakan 1000- 2000 kg, dan curahan kerja 90-95 HOK. Teknik budidaya pembesaran udang vaname di Dusun Taman meliputi persiapan kolam dengan melakukan pengeringan, pembersihan, pengisian air kemudian dilakukan fermentasi selama kurang lebih 7 hari, setelah persiapan kolam selesai dilakukan penebaran benur dengan padat tebar pada umumnyavii 100 ekor/m2 serta pengendalian pakan untuk pertumbuhan udang vaname yang diberikan sesuai ukuran atau umur udang, pengelolaan kualitas air dilakukan guna menjaga keberlangsungan produksi tetap dalam kondisi baik, untuk mengetahui ukuran udang dilakukan pengecekan sampel dengan mengambil udang yang berada di dalam anco, panen dilakukan dua tahan yang pertama panen parsial pada umur 2 bulan dan panen total dilakukan pada umur udang 3-4 bulan. Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi jumlah produksi pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Dusun Taman diantarannya luas tambak, kepadatan, pakan dan hari orang kerja. Luas tambak yang dimiliki petambak menggunakan alas terpal dan bervariasi dalam segi ukuran berkisar 600 m2 - 2200 m2 dengan kepadatan berkisar 85-150 ekor/m2 untuk seluruh tambak yang dimiliki. Pakan yang digunakan berupa pelet dengan kebutuhan pakan berkisar 1000-4000 kg. Curahan waktu dalam produksi pembesaran udang vaname dalam satu siklus membutuhkan waktu berkisar 90-110 hari. Faktor-faktor produksi yang digunakan yaitu luas tambak, kepadatan, pakan, dan hari orang kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah produksi pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei). Besarnya pengaruh faktor-faktor produksi tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi (Uji R2) sebesar 0,837 atau 83,7%. Model regresi yang dihasilkan adalah Y = -684,886 + (0,1.484)X1 + (- 0,2.052)X2 + (0,180)X3 + (0.7.731)X4 + e. Hal tesebut berarti bahwa luas tambak (X1), pakan (X3) dan hari orang kerja (X4) memiliki hubungan positif terhadap jumlah produksi pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) sedangkan kepadatan (X2) memiliki hubungan negative terhadap jumlah produksi pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) atau Y. Hasil uji t diperoleh faktor-faktor produksi yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) adalah luas tambak dan pakan. Sedangkan faktor produksi kepadatan dan hari orang kerja tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap produksi pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei). Analisis Skala Usaha (Return to Scale) yang dilakukan dalam penggunaan faktor-faktor produksi pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) menunjukkan hasil bahwa kondisi usaha pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) dalam kondisi Decreasing return to scale dilihat dari nilai yang didapat dari penjumlahan nilai elastisitas variabel faktor-faktor produksi sebesar 0,976 atau kurang dari 1. Hal ini mengandung bahwa penambahan faktor produksi akan menghasilkan output produksi yang proporsinya lebih kecil sehingga perlu pengurangan faktor produksi yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis diatas, diharapkan petambak udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Dusun Taman untuk melakukan kombinasi penggunaan faktor poduksi dan petambak harus mengetahui faktor produksi apa saja yang perlu dikurangi, ditambah maupun dipertahankan agar penggunaannya dapat efisien