Pengaruh warna dan intensitas cahaya terhadap umur pertama bertelur, jumlah telur, hen day egg production (hdp) dan tebal cangkang telur pada burung puyuh (Coturnix-coturnix Japonica
Main Author: | ChandraDwiNoveandana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/136685/1/051100942.pdf http://repository.ub.ac.id/136685/ |
Daftar Isi:
- Penelitian dilaksanakan dilaksanakan pada tanggal 18 Juni sampai 28 Juli 2010 di rumah bapak H.A. Kholiq Ahmad di Dusun Candi Surowono, Desa Canggu, Rt: 2 Rw: 17 Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan performans yang optimal dari warna dan intensitas yang berbeda terhadap umur pertama bertelur, jumlah telur, HDP, dan tebal cangkang telur pada burung puyuh. Materi yang digunakan adalah 108 ekor burung puyuh betina umur 20 hari dengan rataan bobot badan 60,93 ± 1,88 gram dan koefisien keragaman 3,081 %. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial (3x3). Faktor perlakuan pertama adalah warna cahaya (W) masing-masing warna hijau (Wh), warna biru (Wb), dan warna kuning (Wk). Faktor perlakuan kedua adalah intensitas cahaya (I) masing-masing 8 lux (I8), 12 lux, dan 16 lux (I16). Sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi diulang 3 kali. Variabel yang diukur adalah umur pertama bertelur, jumlah telur, HDP, dan tebal cangkang telur. Data yang diperoleh dianalisa dengan Sidik Ragam dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa warna cahaya memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap umur pertama bertelur dengan nilai rataan 40,22 ± 0,57 - 41,44 ± 0,19 hari, jumlah telur dengan nilai rataan 51,78 ± 0,39 - 55,44 ± 0,51 butir dan HDP dengan nilai rataan 65,35 ± 1,10 - 69,74 ± 0,67 %, serta berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tebal cangkang telur dengan nilai rataan 195,41 ± 0,21 - 195,97 ± 0,24 μm. Sedangkan intensitas cahaya serta interaksi antara warna dan intensitas cahaya tidak memberikan perbedaan nilai terhadap umur pertama bertelur, jumlah telur, HDP dan tebal cangkang telur. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan warna cahaya biru lebih baik daripada warna cahaya hijau dan kuning. Warna cahaya biru membuat puyuh mengalami dewasa kelamin lebih cepat dengan ditandai umur bertelur yang lebih awal, jumlah telur dan HDP yang lebih tinggi pada serta kualitas cangkang telur yang lebih tebal. Disarankan dalam pemeliharaan puyuh untuk penerangannya memakai warna cahaya biru dengan intensitas 8-16 lux untuk mendapatkan performans yang optimal.