Pengaruh perbedaan perbedaan lantai kandang (renggang dan rapat) dan imbangan jantan-betina terhadap fertilitas, daya tetas dan kematian embrio pada burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica)
Main Author: | RickiFajar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/136570/1/051100358.pdf http://repository.ub.ac.id/136570/ |
Daftar Isi:
- Penelitian dilaksanakan pada bulan 4 Mei hingga 12 Juni 2010 di dusun Surowono desa Canggu kecamatan Badas kabupaten Kediri. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh perbedaan lantai kandang (renggang dan rapat) dan imbangan jantan-betina terhadap fertilitas, daya tetas dan kematian embrio burung puyuh. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai penggunaan sistem kandang dan imbangan jantan-betina yang tepat pada pembibitan burung puyuh dan sebagai referensi ilmiah bagi peneliti maupun peternak lain dalam upaya peningkatan produktivitas burung puyuh. Materi yang digunakan adalah 24 ekor burung puyuh jantan dengan KK 5,92 % dan 84 ekor betina dengan KK 4,85 % umur 60 hari. Metode penelitian adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial (2x4). Faktor pertama adalah lantai kandang dengan lantai renggang dan lantai rapat. Faktor perlakuan kedua adalah imbangan jantan-betina 1:2, 1:3, 1:4, 1:5. Sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Variabel yang diamati adalah fertilitas, daya tetas, dan kematian embrio. Data dianalisis dengan sidik ragam dan jika terjadi perbedaan yang signifikan antar perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lantai kandang tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap fertilitas dengan rataan 80±8,78-81±5,37 (%), daya tetas dengan rataan 82,63±2,46-82,93±2,74 (%), dan kematian embrio dengan rataan 17,06±2,74-17,37±2,46 (%). Sedangkan imbangan jantan-betina berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap fertilitas dengan rataan 72,00±3,77- 88,67±2,83 (%), dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap daya tetas dengan rataan 79,78±1,00-85,79±0,44 (%) dan kematian embrio dengan rataan 14,21±0,44-20,21±1 (%). Tidak terdapat interaksi (P>0,05) antara sistem sangkar dan imbangan jantan-betina dengan rataan fertilitas 97,67±8,33-90,67±4,63 (%), daya tetas dengan rataan 80,5±6,12-85,48±8,00 (%), dan kematian embrio dengan rataan 14,52±4,63-19,61±8,33 (%). Disarankan dalam pemeliharaan puyuh digunakan kandang sistem lantai renggang atau lantai rapat dengan imbangan jantan-betina 1:4 pada pembibitan puyuh.