Pengaruh metode dan konsentrasi urea dalam pembuatan jerami padi amoniasi terhadap degradasi dan kecernaan in Vitro
Main Author: | WindaPutriNurindah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/136562/1/051100028.pdf http://repository.ub.ac.id/136562/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Peternakan Sumber Sekar dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang mulai bulan Juli sampai bulan Agustus 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode dan konsentrasi urea dalam pembuatan jerami padi amoniasi terhadap kecernaan in vitro dan degradasi residu serta mengetahui metode yang terbaik dan konsentrasi urea yang optimal dalam jerami padi amoniasi terhadap KcBK dan KcBO dan degradasi secara in vitro. Materi yang digunakan adalah jerami padi dan urea, cairan rumen dari sapi betina PFH yang berfistula berumur 2,5 tahun dengan bobot badan 300 kg yang di beri pakan konsentrat dan rumput gajah kurang lebih 30 kg per harinya, serta bahan kimia untuk analisis kecernaan in vitro. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Tersarang dengan tujuh perlakuan dan tiga ulangan pengambilan cairan rumen sebagai kelompok. Perlakuannya adalah M0 : Jerami padi, McL2 : M0 + Urea 2% + Pencelupan, McL4 : M0 + Urea 4% + Pencelupan, McL6 : M0 + Urea 6% + Pencelupan, MsL2 : M0 + Urea 2% + Penyemprotan, MsL4 : M0 + Urea 4% + Penyemprotan, MsL6 : M0 + Urea 6% + Penyemprotan. Variabel yang diamati adalah degradasi BK, BO secara in vitro dan KcBK, KcBO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode celup dan metode semprot dalam pembuatan jerami padi amoniasi memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap degradasi BK dan BO secara in vitro serta pada KcBK dan KcBO, namun jerami padi tanpa perlakuan pada metode celup dan semprot ada kecenderungan meningkatkan degradasi BK, BO secara in vitro dan KcBK, KcBO. Pada metode celup memiliki nilai rataan degradasi BK (38,45%) dan degradasi BO (48,28%) serta KcBK (53,17%) dan KcBO (63,16%) yang lebih tinggi daripada metode semprot (deradasi BK (35,31%), BO (44,98%) dan KcBK (51,79%) dan KcBO (61,91%)). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa perlakuan urea amoniasi jerami padi dengan metode celup cenderung menghasilkan kecernaan in vitro dan degradasi residu lebih tinggi daripada metode semprot dan perlakuan yang paling efektif meningkatkan nilai degradasi BK, BO dari residu in vitro dan nilai KcBK dan KcBO adalah dengan menggunakan metode celup dengan konsentrasi urea 6%.