Hubungan Gaya Kepemimpinan Dengan Efektifitas Kelompok Tani Pertanian Organik (Kasus: Kelompok Tani Langgeng Mandiri, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)
Main Author: | Haq, Hana Mujannadatul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13652/1/HANA%20MUJANNADATUL%20HAQ.pdf http://repository.ub.ac.id/13652/ |
Daftar Isi:
- Salah satu poin yang tercantum dalam agenda Nawacita adalah mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik, dengan sub agenda yakni peningkatan kedaulatan pangan yang salah satu sasarannya adalah seribu (1000) desa pertanian organik. Pengembangan seribu desa pertanian organik ini sejalan dengan program “go organic” yang dicanangkan oleh Kementrian Pertanian pada tahun 2010 yang mana seribu desa pertanian organik ini membuka banyak peluang kesempatan kerja dan tentunya merupakan peluang yang lebih baik bagi pihak Kementerian Pertanian untuk memperbaiki lahan yang kritis dan menumbuhkan petani yang mandiri. Mengingat seluruh bahan input dalam pertanian organik ini dipenuhi oleh kearifan lokal. Prinsip dasar dalam pertanian organik ini tidak didasarkan pada produk akhirnya saja, akan tetapi lebih kepada proses produksi mulai dari budidaya sampai dengan distribusi, sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 6729:2013 tentang Sistem Pertanian Organik. Untuk mencapai tujuan besar tentunya harus dirintis mulai dari kelompok kecil yaitu kelompok tani pertanian organik. Adapun keberhasilan program dalam kelompok tani in;i tidak hanya didukung oleh anggotanya saja tetapi sikap oleh sikap pemimpin dalam memimpin anggotanya. Sehingga dirasa perlu mengetahui gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh ketua kelompok dalam menjalankan perannya sebagai ketua kelompok tani serta kaitannya dengan efektifitas kelompok. Tujuan dalam Penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan gaya kepemimpinan apa yang di terapkan oleh ketua pada Kelompok Tani Langgeng Mandiri, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu; 2)Mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mengarahkan gaya kepemimpinan dalam Kelompok Tani Langgeng Mandiri, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu; 3) Menganalisis efektivitas Kelompok Tani Langgeng Mandiri, Desa pandanrejo, Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu; 4) Menganalisis hubungan gaya kepemimpinan Ketua Dengan efektivitas Kelompok Tani Langgeng Mandiri, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (mixmethod), dimana penentuan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive (teknik penentuan lokasi penelitian secara sengaja berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu). Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut: (1) Kelompok Tani Langgeng Mandiri merupakan kelompok tani yang sudah berbadan hukum, dan sudah memmiliki pengalaman terkait kelembagaan dan pelaksanaan program pemerintah. (2) Kelompok Tani Langgeng Mandiri menjadi salah satu dari dua kelompok tani yang terpilih untuk disertifikasi pertanian organik (3) Kelompok Tani Langgeng Mandiri merupakan salah satu kelompok tani yang bersikap aktif terhadap inovasi baru. adapun waktuPenelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2017 di Kelompok tani Langgeng Mandiri Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penelitian ini menggunakan teknik penentuan responden yaitu dengan teknik sampling purposive dengan jumlah responden sebanyak 60 orang, namun yang dapat dijadikan responden sebanyak 47 orang saja. sisanya sebanyak 13 orang anggota kelompok tani Langgeng Mandiri dinyatakan tidak aktif dan tidak dapat ditemui. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia. Analisis statistik inferensia dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman. Hasil dari penelitian ini yaitu: 1) Gaya kepemimpinan yang sering diterapkan oleh ketua Kelompok Tani Langgeng Mandiri adalah gaya kepemimpinan partisipatif (rataan skor 2,62) sedangkan gaya kepemimpinan direktif jarang digunakan (rataan skor 2,23). 2) Faktor individu pemimpin mengarahkan gaya kepemimpinan dalam kelompok. Dari ketujuh faktor individu pemimpin, ketua kelompok dinilai sudah cakap dan luwes, serta tanggap dan terampil. Ketua kelompok juga memiliki rasa toleransi, rasa kesungguhan, keterarahan, keuletan, dan ketenangan yang cukup. Adapun Faktor kelompok yang mengarahkan gaya kepemimpinan adalah struktur kelompok, dan tujuan kelompok. 3) Efektivitas Kelompok Tani Langgeng Mandiri memiliki rata-rata skor tinggi. (2,50). Aspek perubahan perilaku petani, perubahan produktivitas, wawasan keanggotaan, moral kelompok, dan tingkat keberhasilan anggota memiliki rataan sedang. Rataan skor tertinggi adalah wawasan keanggotaan (2,58) dan rataan skor terendah adalah keberhasilan anggota dan moral kelompok (2.48). 4) Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan ketua kelompok dengan tercapinya efektivitas kelompok. Gaya kepemimpinan direktif memiliki hubungan yang sangat nyata dengan wawasan keanggotaan, keberhasilan anggota, dan berhubungannya nyata dengan perubahan perilaku anggota dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang lain. Saran yang dapat disampaikan yaitu: 1. Bagi Ketua Kelompok Tani Langgeng Mandiri agar dapat menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif secara maksimal, karena gaya kepemimpinan tersebut dapat membuat Kelompok Tani Langgeng Mandiri lebih efektif, seperti mengadakan studi banding dengan kelompok tani lainnya, baik dalam kota ataupun diluar kota secara bergantian agar seluruh anggota dapat memiliki pengalaman yang sama, adapun yang harus mengikuti hanya pengurus dan ketua saja maka setelah itu harus segera disosialisasikan kepada anggota yang lain. 2. Bagi Kelompok Tani Langgeng Mandiri yang keberadaannya cukup lama dapat membuatan tujuan pencapaian setiap tahunnya agar lebih mudah dilaksanakan dan lebih terprogram dengan baik, seperti pada saat program peralihan pertanian organik yang sedang dilakukan, program yang dilakukan dapat berupa pengurangan pupuk kimia secara bertahap setiap 6-1 tahun. 6 bulan pertama mengurangi pupuk kimia sebanyak 30%, 6 bulan berikutnya 20% sampai terlepas dari pupuk kimia dan beralih menjadi pertenian organik 100%. Kemudian pangsa pasar, jika saat ini baru wilayah malang maka ditahun selanjutnya mulai masuk wilayah lainnya sampai seluruh Indonesia. sehingga kelompok tani Langgeng Mandiri memiliki program kerja yang terukur. 3. Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti imbas atau dampak dari kelompok tani lain terhadap efektifitas kelompok tani langgeng mandiri dan juga pengaruh kelompok tani Langgeng Mandiri terhadap kelompok tani lain,