Jaringan Sosial Pada Usaha Bisnis Kedai Kopi Di Wilayah Kota Malang

Main Author: Marpaung, Eskaria Reflesia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13648/1/ESKARIA%20REFLESIA%20MARPAUNG.pdf
http://repository.ub.ac.id/13648/
Daftar Isi:
  • Kedai kopi saat ini sedang mengalami tren di Kota Malang. Bagi masyarakat Malang selaku konsumen kedai kopi, menikmati minuman kopi kini bukanlah sekedar minuman yang dapat memuaskan konsumen akan tetapi, kebiasaan minum kopi kini sudah melekat di masyarakat untuk sebuah kebutuhan dan gaya hidup khususnya bagi masyarakat perkotaan masa kini. Aktivitas tersebut dapat memenuhi kebutuhan para konsumen untuk memperluas pergaulan, bisnis, rapat, pertemuan, reuni. Maka kini kedai kopi menjadi salah satu tempat yang juga berfungsi sebagai sarana dan fasilitas masyarakat perkotaan dalam membentuk suatu budaya baru. Namun, pertumbuhan jumlah kedai kopi di wilayah Kota Malang mengakibatkan terjadinya peningkatan kebebasan konsumen memilih kedai kopi yang terbaik sehingga menimbulkan persaingan yang ketat antara pengusaha kedai kopi di Kota Malang. Oleh karena itu, penting bagi pengusaha kedai kopi di Kota Malang untuk menemukan cara agar mampu bertahan dalam persaingan dan mempertahankan konsumen. Sehubungan dengan hal ini, pemilik kedai kopi membutuhkan peran jaringan sosial dalam usaha bisnisnya. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bentuk jaringan sosial dalam pemenuhan bahan baku, jaringan sosial dalam perekrutan karyawan, jaringan sosial dengan konsumen serta mendeskripsikan dinamika dan pola hubungan sosial yang terbentuk. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Analisis jaringan sosial dan pola hubungan sosial menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Kota Malang dan informan dalam penelitian adalah pemilik kedai kopi ataupun karyawan berjumlah 19 informan yang dianggap lebih mengetahui hal pemenuhan bahan baku, perekrutan karyawan, dan terkait konsumen yang mengunjungi kedai kopi mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan sosial yang terbentuk mengacu pada jaringan sosial dalam pemenuhan bahan baku, jaringan sosial dalam perekrutan karyawan, dan jaringan sosial dengan konsumen. Jaringan dalam pemenuhan bahan baku didasarkan pada tipe jaringan kepentingan dengan pola hubungan resiprositras (simetris) dan bersifat tertutup. Jaringan dalam perekrutan karyawan termasuk tipe jaringan perasaan (sentiment). Selanjutnya jika dilihat berdasarkan pola hubungan, dalam merekrut karyawan pola hubungan yang terbentuk termasuk hubungan patronklien dan bersifat terbuka. Bentuk relasi patron-klien tersebut ditunjukkan dengan adanya pertukaran kepercayaan dan jasa antara atasan yaitu pemilik kedai serta karyawan. Jaringan dengan konsumen didasarkan pada dua tipe jaringan yaitu jaringanii perasaan (sentiment) dan jaringan kepentingan (interest) dengan pola hubungan termasuk resiprositras (simetris) dan bersifat terbuka. Hal yang perlu diperhatikan bagi pemilik kedai kopi adalah membangun dan mempererat lagi kerjasama dengan para pemasoknya agar para pemasok tersebut dapat memberikan pasokan-pasokan terbaik mereka, sehingga dapat muncul kepercayaan antara pihak kedai dengan para pemasok terkait pasokan kopi yang dibutuhkan kedai kopi. Selain itu, pihak kedai juga sebaiknya mampu menjaga hubungan sosial yang dimiliki dengan karyawan misalnya dengan memberikan kenyamanan, dan mengerti keadaan tiap karyawan serta menjaga hubungan sosial dengan para konsumen yang mengunjungi kedai kopi mereka melalui pelayanan terbaik, rasa kopi berkualitas, dan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan konsumen ada di kedai kopi tersebut. ini dilakukan agar dapat membantu dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha bisnis kedai kopi.